OJK Waspada Dampak Tekanan Global pada Pasar Modal RI, Bagaimana Prospek 2025?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewaspadai tensi geopolitik dan kebijakan di negara lain, yang dapat mempengaruhi ekonomi di Indonesia. Hal itu berpotensi memberikan sentimen pada Pasar Modal Indonesia di 2025.
"Kami melihat ada ruang untuk kinerja di Pasar Modal untuk tumbuh positif di 2025, namun demikian tetap ada beberapa hal yang harus diwaspadai, khususnya faktor global seperti tensi geopolitik dan kebijakan di negara lain," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (14/12).
Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK akhir bulan lalu menyatakan kemenangan Presiden terpilih Trump dan Partai Republik di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang. Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara utama di Asia dan Eropa, serta di Timur Tengah dan Ukraina juga meningkatkan risiko geopolitik.
Di tengah perkembangan tersebut, kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik dari ekspektasi di mayoritas negara utama. Di AS, indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik kembali menguat, sehingga turut menyebabkan kembali meningkatnya tekanan inflasi.
Sedangkan di Tiongkok, kinerja sektor produksi kembali meningkat meskipun tekanan permintaan berlanjut. Sejalan dengan hal tersebut, indikator ekonomi Eropa juga cenderung membaik.
Perkembangan tersebut mendorong bank sentral global akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya. Investor cenderung menarik dananya dari emerging market, sehingga mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market baik di saham, obligasi maupun nilai tukar.
Prospek 2025
Meskipun tekanan global meningkat, Inarno optimistis kinerja Pasar Modal Indonesia 2025 tetap positif. Hal itu sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan beberapa strategi yang telah ditetapkan.
Selain itu, kinerja Pasar Modal Indonesia menuju tren perbaikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per 12 Desember 2024 menunjukkan nilai tahun berjalan atau year to date (YTD) yang positif di angka 1,67% atau di level IHSG 7.394,24.Angka tersebut menunjukkan adanya perbaikan kinerja Pasar Modal Indonesia dibandingkan dengan posisi akhir November 2024 dimana YTD sama dengan -2,18% atau pada 7.114,27.
"Kami berharap rasa optimisme ini dapat terus dipertahankan, baik di akhir 2024 maupun di tahun depan," ujarnya.
Inarno mengatakan, OJK juga melihat dan memperhatikan beberapa asesmen dari beberapa analis Pasar Modal dan ekonom yang menilai kinerja Pasar Modal di tahun 2024 lebih baik dibandingkan akhir November kemarin.
Berdasarkan catatan OJK, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Hingga November 2024, tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp 219,45 triliun di antaranya dari 34 emiten baru yang melakukan fund raising dan penawaran umum senilai Rp 51,20 triliun melalui IPO Saham, Penerbitan EBUS dan Penawaran Umum oleh Pemegang Saham.
Sementara itu, masih terdapat 133 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp58,34 triliun.
