Ripple Salip Tether Jadi Mata Uang Kripto Terbesar Ketiga di Dunia
Saat Bitcoin menguat di atas US$ 97.000 (Rp 1,57 miliar) untuk pertama kalinya pada tahun 2025, harga Ripple Labs (XRP) melonjak lebih dari 14% ke level US$ 2,43 (Rp 39.378), pada Kamis (2/1). Valuasi Ripple pun melambung menjadi US$ 240 miliar (Rp 3.889,3 triliun).
Lonjakan harga tersebut membuat Ripple menjadi mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi terbesar ketiga setelah Bitcoin dan Ethereum, serta menggeser posisi Tether. Kamis (2/1), nilai kapitalisasi pasar Ripple mencapai US$ 138,56 miliar (Rp 2.245,4 triliun), hanya selisih US$ 400 juta (Rp 6,48 triliun) dari kapitalisasi pasar Tether.
Pulihnya harga Ripple dari level support krusial di atas US$ 2 (Rp 32.410) telah menandakan dimulainya potensi kenaikan harga menuju level tertinggi sepanjang masa (all time high atau ATH) dalam waktu dekat.
Selain itu, dalam empat pekan terakhir harga Ripple telah berhasil menguji ulang penembusan bullish dari level tertinggi sepanjang masa pada 2021. Koin alternatif yang berfokus pada utilitas ini telah membentuk segitiga turun simetris, yang sering kali diikuti oleh indikasi bullish.
Dari sudut pandang analisis teknikal, harga Ripple dalam kerangka waktu mingguan, telah melihat Relative Strength Index (RSI) berada di atas level 70% sejak awal November 2024 hingga saat ini. Dengan altcoin yang telah berhasil rebound dari Moving Average (MA) 50-hari, penutupan yang konsisten di atas tren logaritmik yang menurun akan menjamin Ripple untuk naik ke level harga berikutnya.
Alasan Utama Mengapa Harga Ripple Menguat
Menurut laporan Coinspeaker, kenaikan Ripple baru-baru ini sangat dipengaruhi oleh terpilihnya kembali Donald Trump di antara para pemimpin Amerika Serikat (AS) yang pro-kripto. Selain itu, Trump telah mengisyaratkan AS akan menjadi pemimpin dalam industri mata uang kripto melalui peraturan yang lebih jelas dan mendukung industri kripto.
Dengan pencalonan Paul Atkins sebagai Ketua SEC AS berikutnya untuk menggantikan Gary Gensler, komunitas Ripple mengantisipasi kasus yang sedang berlangsung akan segera dihentikan. Selain itu, pengadilan telah memutuskan penjualan Ripple di bursa kripto bukan merupakan kontrak investasi, sehingga bukan merupakan sekuritas.
Dalam dua bulan terakhir, jaringan Ripple telah menarik perhatian yang signifikan dari investor paus dan institusional yang ingin mendiversifikasi portofolio kripto mereka. Menurut analisis data on-chain yang disediakan oleh Santiment, paus XRP, dengan saldo antara 100 juta dan 1 miliar koin, menambahkan sekitar 360 juta koin dalam dua hari terakhir.
Dengan musim koin alternatif (altseason) yang sangat dinanti-nantikan, harga XRP berada pada posisi yang tepat untuk melanjutkan prospek kenaikan dalam beberapa bulan mendatang.