Trump Ancam Independensi The Fed, Harga Emas Tembus Rp 57,2 Juta per Ounce


Harga emas melampaui US$3.400 (Rp 57,2 juta, kurs Rp 16.810 per US$) dan mencetak rekor baru ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam independensi Federal Reserve (The Fed), pada Senin (21/4).
Kontrak berjangka emas melonjak 2,91% dan ditutup pada harga US$3.425,30 (Rp 57,56 juta) per ounce. Satu ounce setara 28,34 gram emas.
Investor membeli logam mulia tersebut saat dolar mencapai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Emas telah melonjak sekitar 30% sejak awal tahun dan sekitar 8% sejak Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal yang lebih luas pada 2 April.
Presiden Trump meningkatkan tekanan kepada Gubernur The Fed Jerome Powell dan menyebut Powell "kalah besar". Trump menuntut agar bank sentral AS menurunkan suku bunga sekarang juga.
Kamis (17/4) lalu, Trump mengatakan pemecatan Powell "tidak bisa datang lebih cepat" setelah gubernur bank sentral AS tersebut memperingatkan bahwa tarif resiprokal AS mungkin akan meningkatkan inflasi dalam jangka pendek. "Trump sedang mempertimbangkan apakah ia dapat memberhentikan Powell," kata penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett seperti dikutip CNBC, pada Jumat (18/4).
Harga Emas Berpotensi Tembus Rp 58,85 Juta
Emas mengalami lonjakan tahun ini seiring dengan menurunnya kepercayaan terhadap AS dan bank sentral yang membeli logam berharga tersebut. Citi memperkirakan harga emas akan melonjak menjadi US$3.500 (Rp 58,85 juta) per ounce dalam tiga bulan ke depan seiring dengan permintaan investasi yang melebihi pasokan dari penambangan.
"Kami memperkirakan kekhawatiran terkait tarif yang memengaruhi pertumbuhan AS dan global kemungkinan besar akan terus berpadu dengan permintaan kuat dari bank sentral dan institusi lainnya," kata analis Citi yang dipimpin oleh Kenny Hu, dalam riset terbaru.
Lonjakan harga emas yang mencapai rekor baru mencerminkan ketidakpastian global yang dipicu oleh ketegangan antara kebijakan pemerintah dan independensi lembaga keuangan. Dengan tekanan yang terus meningkat terhadap Federal Reserve dan dampak kebijakan tarif yang meluas, pasar keuangan menghadapi tantangan besar. Dalam situasi ini, emas menjadi aset pelindung nilai yang andal, yang menarik perhatian investor di tengah ketidakpastian ekonomi.