Bank Mandiri Genjot Kredit ke Sektor Hilirisasi Mineral

Agustiyanti
19 September 2025, 15:35
bank mandiri, kredit, smelter
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/tom.
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Mandiri Tbk mencatat, penyaluran kredit secara konsolidasian hingga semester I 2025 tumbuh 11% menjadi Rp 1.701 triliun. Salah satunya didorong oleh penyaluran kredit ke sektor hilirisasi mineral yang tumbuh 15,55% secara tahunan. 

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Novita Anggraini menjelaskan, pihaknya aktif mendukung sejumlah program prioritas pemerintah. Salah satunya, hilirisasi mineral yang menjadi fokus strategi pemerintah. 

"Hingga Juni 2025, penyaluran kredit ke sektor hilirisasi mineral mencapai Rp 35,75 triliun, tumbuh 15,65%," ujar Novita dalam konferensi pers, Jumat (19/9). 

Ia menjelaskan, penyaluran kredit di sektor hilirisasi diarahkan ke proyek-proyek pengembangan smelter nikel, tembaga, aluminium, serta refinery emas. Akselerasi pembiayaan ini, menurut dia, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya alam nasional, memperkuat daya saing industri domestik, sekaligus membuka lapangan kerja baru di berbagai daerah.

Novita menjelaskan, penyaluran kredit Bank Mandiri juga menjangkau beberapa sektor prospektif lainnya, antara lain, sektor konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya. Perusahaan berusaha menghadirkan akses pembiayaan yang relevan sesuai potensi ekonomi daerah.

Adapun segmen UMKM, menurut dia, juga turut mencatatkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan kredit mikro produktif sebesar 12,6% secara tahunan pada akhir Kuartal II 2025. Realisasi tersebut, memperkuat peran bank berkode emiten BMRI ini, dalam mengoptimalkan ekonomi kerakyatan serta mendorong penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah.

Di sisi lain, Bank Mandiri juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang solid. Hingga akhir Juni 2025, total DPK konsolidasi mencapai Rp 1.828 triliun, meningkat 10,7% yoy dan berhasil tumbuh di atas rata-rata industri. Pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4%.

Meski kredit tumbuh cukup kencang, BMRI membukukan laba bersih secara konsolidiasian pada semester I 2025 sebesar Rp 24,45 triliun, turun 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 26,55 triliun. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, pendapatan bunga BMRI sepanjang semester I 2025 tercatat naik 12,9% menjadi Rp 81,87 triliun. Namun, beban bunga naik lebih tinggi mencapai 37% menjadi Rp 23,14 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih hanya naik 6,7% menjadi Rp 53,38 triliun. 

Bank Mandiri juga mencatatkan kenaikan pada beban operasional lainnya yang mencapai 40% menjadi Rp 19 triliun. Kenaikan terutama terjadi pada beban lainnya yang naik dari Rp 13,09 triliun menjadi Rp 18,12 triliun. Sedangkan beban biaya pencadangan atau impairment  tercatat turun dari Rp 6,91 triliun menjadi Rp 6,28 triliun. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...