Pendapatan Indosat Naik 9,2%, tapi Ruginya Makin Membengkak
PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan kenaikan pendapatan 9,22%, menjadi Rp 20,59 triliun hingga kuartal III-2020. Meski pendapatannya naik, kerugian operator telekomunikasi ini malah semakin membesar. Dalam sembilan bulan tahun ini, rugi bersih Indosat tercatat Rp 457,5 miliar, dibandingkan kuartal III tahun lalu sebesar Rp 284,59 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang diunggah melalui keterbukaan informasi, Selasa (3/11), pendapatan Indosat masih didominasi bisnis seluler. Segmen bisnis ini terdiri dari paket data, telepon, jaringan interkoneksi, sewa menara, pesan singkat (SMS), dan lainnya.
Total pendapatan dari bisnis seluler Indosat pada September 2020 senilai Rp 17,03 triliun atau meningkat 12,9% secara tahunan. Sementara pendapatan dari segmen bisnis lain mengalami penurunan.
Pendapatan dari bisnis multimedia, data communication, dan internet (MIDI) turun 2,52% menjadi Rp 3,16 triliun. Bisnis telekomunikasi tetap Indosat pada triwulan III 2020 yang terdiri dari telepon internasional dan jaringan tetap tercatat senilai Rp 395,5 miliar. Catatan ini turun hingga 23,99% secara tahunan.
Meningkatnya pendapatan dari bisnis seluler juga dipengaruhi jumlah pelanggan di segmen ini yang bertambah. Indosat menyampaikan, pelanggan dari bisnis seluler mencapai 60,4 juta pada akhir September 2020, meningkat 2,8% dibanding tahun sebelumnya.
Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp 31,7 ribu dari sebelumnya Rp27,8 ribu. Serta trafik data yang tumbuh sebesar 54,7% dibanding tahun sebelumnya.
President Director & CEO Indosat Ahmad Abdulaziz mengatakan pertumbuhan jumlah pelanggan serta ARPU menunjukkan investasi jaringan, inisiatif digital, dan penawaran ke pelanggan telah memberikan hasil yang menguntungkan. Indosat berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan dengan pengalaman jaringan yang lebih baik dan harga yang terjangkau.
"Meskipun di tengah persaingan ketat dan tantangan pandemi COVID19, kami terus menjaga momentum pertumbuhan dan terus berada pada jalur yang tepat mewujudkan strategi turnaround," katanya melalui rilis, Selasa (3/11).
Pendapatan yang naik, belum mampu mendongkrak profitabilitas Indosat yang masih minus. Bahkan, kerugiannya semakin membengkak. Kerugian yang semakin besar dipengaruhi kenaikan beban biaya yang harus ditanggung perusahaan.
Beban Indosat tercatat naik 8,68% menjadi Rp 18,83 triliun. Ada tiga elemen terbesar yang menjadi beban Indosat yaitu beban penyelenggaraan jasa, penyusutan & amortisasi, dan beban karyawan.
Beban penyelenggaraan jasa tercatat senilai Rp 8,96 triliun, naik tipis 0,38%. Beban penyusutan dan amortisasi tercatat senilai Rp 7,4 triliun, meningkat 4,44% secara tahunan. Sementara, beban karyawan senilai Rp 1,96 triliun, naik hingga 52,92%.
Selain itu, profitabilitas Indosat pada triwulan III 2020 juga tergerus karena adanya biaya keuangan yang mencapai Rp 2,27 triliun atau meningkat 13,27%. Biaya bunga itu terdiri dari bunga pinjaman senilai Rp 1,27 triliun yang turun 15,91%. Namun, biaya keuangan atas liabilitas sewa pembiayaan naik hingga 56,05% menjadi Rp 684,73 miliar.
Meski begitu, rugi sebelum pajak penghasilan yang tercatat dalam laporan keuangan Indosat triwulan III 2020 senilai Rp 401,87 miliar. Catatan rugi sebelum pajak tersebut sebenarnya masih lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 421,2 miliar.
Sayangnya, pada sembilan bulan tahun ini, Indosat harus menanggung beban pajak penghasilan yang menggerus profitabilitas senilai Rp 16,14 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, Indosat mendapatkan manfaat pajak penghasilan senilai Rp 165,02 miliar.