Mengenal GIC, SWF Singapura Calon Investor Bank Jago

Image title
26 Februari 2021, 16:59
gic, bank jago, swf, swf singapura, gojek, investasi
Aleksandr Khakimullin/123rf

GIC Private Limited bakal menjadi investor baru PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan potensi kepemilikan 9,67% karena menyuntikan dana Rp 3,15 triliun. GIC merupakan pengelola investasi atau sovereign wealth fund (SWF) terbesar milik Pemerintah Singapura. Perusahaan tersebut didirikan pada 1981 untuk mengelola cadangan devisa Singapura.

GIC adalah investor jangka panjang global yang mengelola aset lebih dari US$ 100 miliar di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Perusahaan ini bertujuan mengamankan masa depan keuangan Singapura dengan berinvestasi di berbagai kelas aset di pasar publik dan swasta.

Dalam laporan Laporan bertajuk Manajemen Portofolio Pemerintah per Maret 2020, porsi nilai aset paling tinggi ada di obligasi dan uang tunai sebesar 44%. "Bagian obligasi dan uang tunai naik karena aset berisiko rendah ini diuntungkan dengan memindahkan investasi ke tempat aman," kata manajemen GIC dalam laporan tersebut.

Sementara, porsi aset pada portofolio di ekuitas pasar negara maju dan berkembang mengalami penurunan menjadi masing-masing menjadi 15%. Sebelumnya, porsi aset pada ekuitas pasar negara maju sebesar 19%, sedangkan ekuitas di pasar negara berkembang sebelumnya 18%.

Alokasi aset swasta tumbuh sebagai persentase dari portofolio. Porsi investasi pada perusahaan-perusahaan swasta per Maret 2020 sebesar 13%, sedangkan setahun sebelumnya hanya 12%. GIC menyatakan investasi pada real estat dan infrastruktur menawarkan pengembalian yang stabil, meski risiko likuiditas yang lebih tinggi daripada ekuitas dan obligasi publik.

Berdasarkan negara, GIC paling banyak melakukan investasi di Amerika Serikat, mencapai 34% dari nilai portofolio perusahaan. Negara lain yang juga menjadi tujuan investasinya adalah Jepang 13% dan Inggris 6%. Portofolio investasi di Indonesia, masuk dalam bagian dari investasi di negara-negara Asia di luar Jepang, sebesar 19%.

Potofolio Investasi GIC di Dunia

Investasi di Indonesia

Di Indonesia, GIC pernah bekerja sama dengan beberapa perusahaan nasional, baik secara langsung maupun melalui afiliasinya. Pada November 2016, GIC membuat usaha patungan dengan PT Intiland Development Tbk, terkait pengembangan properti South Quarter Tahap II di TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Kemitraan sebelumnya bersama perusahaan pengembang logistik PT Manunggal Property Tbk. Kerja sama ini terkait pembangunan gudang logistik seluas 500 ribu meter persegi di wilayah Jabodetabek dan Surabaya Raya.

Pada tahun yang sama, Desember 2016, GIC juga menjalin kemitraan strategis dengan PT Nusantara Sejahtera Raya dengan nilai investasi Rp 3,5 triliun. Nusantara Sejahtera Raya merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang mengoperasikan merek Cinema 21, Cinema XXI dan The Premiere.

Selain itu, GIC juga pernah bekerja sama dengan Grup Rajawali untuk mengembangkan kawasan bisnis (CBD) di Jakarta. Kemudian kemitraan strategis dengan perusahaan milik Chairul Tanjung (CT Corp), yakni PT Trans Retail Indonesia. Tahun lalu, GIC dan Polymer Connected mengembangkan kampus data center di Jakarta.

Rambah Potofolio di Perbankan

GIC menjadi calon investor Bank Jago yang masuk melalui aksi korporasi pembelian saham baru (rights issue) bank tersebut. Bank milik bankir Jerry Ng dan Patrick Walujo itu sudah mengantongi pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk penambahan modal melalui penerbitan saham baru.

Jumlah saham baru yang diterbitkan oleh Bank Jago mencapai 3 miliar saham baru atau sekitar 27,6% dari total saham Bank Jago yang sebanyak 10,86 miliar saham. Harga penawaran saham baru ini Rp 2.350 per saham, sehingga Bank Jago berpotensi untuk meraup dana segar senilai Rp 7,05 triliun.

Pemegang Saham Bank Jago
 

Berdasarkan prospektus terbaru rights issue yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/2) pagi, GIC akan membeli sebagian saham baru yang menjadi haknya (rights) salah satu pemegang saham pengendali Bank Jago, yaitu PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI).

GIC juga akan membeli sebagian saham baru yang menjadi haknya pemegang saham lain, yaitu Grup Gojek. Tak cuma itu, GIC menyatakan kesanggupannya (best efforts) untuk membeli saham baru melalui bursa selama periode perdagangan kalau ada pemegang saham eksisting yang ingin mengalihkan haknya.

Nantinya, GIC akan menguasai sekitar 9,67% saham Bank Jago. Total dana yang disiapkan GIC untuk membeli saham baru Bank Jago mencapai hingga Rp 3,15 triliun. Meski begitu, masuknya GIC tidak mengubah pengendalian Bank Jago.

Setelah rights issue, Jerry dan Patrick mengendalikan bank tersebut melalui kepemilikan MEI sebesar 29,81% dan Wealth Track Technology Limited (WTT) sebanyak 11,69%. Selain itu, Grup Gojek masih mengempit 21,40% saham Bank Jago. Sisanya, dimiliki publik.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...