Ditopang Dua Lini Bisnis, Lippo Karawaci Cetak Laba Rp 255 M Kuartal I
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan laba bersih Rp 255,84 miliar sepanjang triwulan I-2021. Kinerja tersebut berbalik dari kondisi pada periode yang sama tahun lalu ketika perusahaan mengalami rugi bersih hingga Rp 2,11 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diunggah pada Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan Lippo Karawaci tercatat Rp 3,4 triliun dalam tiga bulan pertama tahun ini, atau tumbuh 9,9% dibanding triwulan I-2020 yang senilai Rp 3,1 triliun.
Penyokong utama pendapatan Lippo Karawaci pada triwulan I 2021 yaitu, bisnis jasa kesehatan yang mencapai Rp 1,91 triliun atau naik 1,92% dari kinerja triwulan I-2020 yang senilai Rp 1,87 triliun. Pertumbuhan bisnis secara signifikan terjadi pada bisnis pembangunan real estate yakni mencapai 23,48% dari Rp 678,19 miliar menjadi Rp 837,4 miliar.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan Lippo Karawaci malah menyusut tipis 0,11% menjadi Rp 1,76 triliun dari semula Rp 1,77 triliun. Dengan demikian, laba bruto perusahaan menjadi Rp 1,51 triliun atau tumbuh 17% dari Rp 1,29 triliun.
Salah satu alasan Lippo Karawaci mengalami kerugian pada tiga bulan pertama tahun lalu adalah beban lain-lain yang membengkak hingga Rp 2,7 triliun. Pada periode yang sama tahun ini, perusahaan menekan komponen beban lain-lain menjadi hanya Rp 340,42 miliar atau menyusut tajam 87,42%.
Kinerja Lippo Karawaci triwulan I tahun lalu juga tertekan oleh rugi selisih kurs dengan nilai bersih mencapai Rp 2,39 triliun. Pada periode tahun ini, rugi selisih kurs tersebut dapat diturunkan hingga 91,2% menjadi hanya Rp 210,56 miliar.
Beban lainnya tersebut yang membuat Lippo Karawaci harus menanggung rugi usaha senilai Rp 1,48 triliun pada triwulan I-2020. Sementara, pada periode yang sama tahun ini, perusahaan membukukan laba usaha Rp 1,02 triliun.
Profitabilitas Lippo Karawaci pada triwulan I-2021 tergerus oleh beban keuangan senilai Rp 580,74 miliar sehingga laba sebelum beban pajaknya menjadi Rp 444,72 miliar. Meski begitu, triwulan I tahun lalu beban keuangan senilai Rp 331,78 miliar membuat rugi sebelum beban pajak Lippo Karawaci menjadi Rp 1,86 triliun.
Aset Lippo Karawaci per akhir Maret 2021 tercatat senilai Rp 64,4 triliun atau naik dari posisi Desember 2020 Rp 51,86 triliun. Aset Lippo Karawaci berasal dari aset lancar senilai Rp 34,5 triliun dan tidak lancar senilai Rp 29,9 triliun.
Sementara itu, jumlah liabilitas Lippo Karawaci pada Maret 2021 senilai Rp 41,25 triliun atau membengkak dari Desember 2020 yang senilai Rp 28,29 triliun. Liabilitas tersebut mayoritas berasal dari jangka panjang senilai Rp 28,78 triliun, sedangkan jangka pendek Rp 12,47 triliun.