Laba Turun 82,3%, Bank Amar Optimalkan Bisnis Ekosistem Digital
Layanan keuangan digital PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) mencatatkan 600 ribu lebih total pencairan pinjaman atau Rp 5,8 triliun sepanjang periode 2014 hingga 30 Juni 2021. Capaian tersebut diperoleh di tengah laba perusahaan yang turun 82,35% per Juni 2021.
Bank Amar berhasil menerima 9 juta aplikasi pinjaman melalui produk pinjaman digital Tunaiku per 30 Juni 2021. Sepanjang kuartal II-2021, pencairan pinjaman pada aplikasi Tunaiku terkonsentrasi pada tiga tujuan yakni renovasi rumah sebanyak 36%, modal usaha 25%, dan pendidikan (13%).
Melansir laporan keuangan per Juni 2021, Bank Amar mencatatkan penurunan laba bersih sebanyak 82,35% menjadi Rp 3,6 miliar year on year (yoy). Padahal, pada periode yang sama tahun lalu perusahaan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebanyak Rp 20,4 miliar. Lesunya laba tersebut disebabkan turunnya pendapatan bunga bersih perusahaan sebesar 47,53% menjadi Rp 170,78 miliar.
Saat ini Bank Amar fokus mengembangkan ekosistem digitalnya melalui sejumlah produk seperti pinjaman digital Tunaiku dan layanan bank digital Senyumku. "Tujuannya untuk meningkatkan taraf hidup melalui pengelolaan keuangan yang bijak," kata Executive Vice President Retail Banking Bank Amar Abraham Lumban Batu dalam paparan publik yang digelar virtual, Rabu (25/8).
Aplikasi Tunaiku yang ada dalam ekosistem digital Bank Amar memanfaatkan teknologi big data dan kecerdasan buatan (AI). Sedangkan untuk aplikasi Senyumku juga berbasis kecerdasan buatan, sehingga proses registrasi bisa selesai dalam hitungan menit.
Aplikasi bank digital, Senyumku menawarkan bunga tabungan hingga 5,5% per tahun. Abraham mengatakan, Senyumku dirancang untuk membantu nasabah menumbuhkan kebiasaan menabung, mengategorikan pos-pos keuangan, melacak pengeluaran, dan berinvestasi secara teratur.
Ke depan, Abraham menambahkan kalau pihaknya akan terus membuka akses seluas-luasnya bagi inklusi keuangan. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan masyarakat, sekaligus menyediakan solusi bagi masyarakat.
Pengembangan ekosistem digital melalui dua aplikasi dilakukan Bank Amar seiring dengan besarnya potensi penggunaan internet di Indonesia. Menurut data Hootsuite, jumlah pengguna internet mencapai 202,6 juta pada 2021, meningkat 16% secara tahunan dengan penetrasi internet mencapai 73,7%.
"Melihat peluang ini, Bank Amar dengan filosofi teknologi harus meningkatkan kehidupan masyarakat, berkomitmen untuk berperan dalam ekonomi digital di Indonesia," kata Abraham.
Pada kesempatan yang sama, SME Corporate and Operations Director bank Amar Eka Banyuaji mengatakan, strategi bisnis Bank Amar ke depan akan menitikberatkan pada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan pinjaman kepada usaha kecil dan mikro (UKM).
Bank Amar menyasar penghimpunan DPK sebagian besar berasal dari sektor retail. Dalam rangka penyaluran kredit kepada sektor UKM, Bank Amar juga melakukan penjajakan kerja sama dengan penyelenggara financial technology atau fintech.
Dalam paparan publik Rabu (25/8), diketahui DPK Bank Amar turun 1,7% per Juni 2021 menjadi Rp 2,26 triliun, atau lebih rendah dari capaian Desember 2020 yakni Rp 2,3 triliun. Sedangkan dibandingkan capaian per Juni 2020 yakni Rp 1,75 triliun, angkanya naik 23,9%.
President Director Bank Amar Vishal Tulsian mengatakan, tahun lalu bank memang melakukan pengetatan penyaluran kredit menyusul kontraksi perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan sebagai upaya pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.
"Namun demikian, kami optimis untuk terus meningkatkan kinerja bank melalui akselerasi pengembangan ekosistem digital kami," ujar Vishal.
Adapun pada perdagangan Rabu (25/8) saham AMAR ditutup menguat 0,65% ke level Rp 308 per saham. Sepanjang tahun 2021, saham bank digital ini sudah tumbuh 8,45%.