Matahari Tak Tergiur Eksekusi Keuntungan Rp 331 M dari Saham Bank Nobu
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) tidak tergoda merealisasikan keuntungan dari investasi di saham Bank Nationalnobu (NOBU). Padahal, Matahari dapat meraih potensi keuntungan bersih dari kenaikan harga saham Bank Nobu Rp 331,24 miliar.
"Kami tidak melihat adanya rencana mendivestasikan dana (investasi) itu," kata Direktur Keuangan Matahari Niraj Jain dalam paparan publik secara virtual, Jumat (10/9).
Matahari menggelontorkan Rp 549,64 miliar untuk memiliki 728 juta unit saham Bank Nobu milik Grup Lippo. Ini setara 16,4%, dengan harga pembelian Rp 755 per saham.
Nilai investasi Matahari di Bank Nobu saat ini Rp 880,88 miliar. Itu karena harga saham Bank Nobu Rp 1.210 per lembar pada penutupan perdagangan Jumat (10/9), meningkat 60,26% dibanding saat pembelian.
Meski begitu, Matahari tidak berniat menambah investasi di saham Bank Nobu. Sedangkan Bank Nobu berencana menambah modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue.
"Kami tidak akan menginvestasikan lebih banyak dana ke Bank Nobu saat ini," kata Niraj.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh manajemen, Bank Nobu berencana menerbitkan maksimal 500 juta saham baru. Nilai nominalnya Rp 100 per lembar, atau setara 10,13%.
Namun harga pelaksanaan dari rights issue tersebut belum ditentukan oleh perusahaan.
Dalam keterbukaan informasi, Manajemen Bank Nobu menjelaskan bahwa pemegang saham yang tidak mengambil hak miliknya dan porsi atas saham baru, dapat terdilusi maksimum 10,13%.
Porsi saham Matahari sebelumnya 16,4% di Bank Nobu. Jika tidak mengambil hak miliknya saat rights issue, maka akan turun menjadi 15,82%.
Niraj mengatakan, saat ini Matahari berfokus menjalankan program pembelian kembali saham (buyback). Perusahaan pun menganggarkan dana Rp 450 miliar untuk periode 6 Agustus sampai 5 November.
Rencananya, Matahari membeli maksimal 393,9 juta saham atau 15% dari total saham, dengan harga maksimal Rp 3.050 per lembar.
"Jadi, kami menggunakan dana yang dihasilkan dari operasional untuk pembelian kembali pada periode waktu ini. Itulah yang menjadi fokus kami saat ini," kata Niraj.
Pada kesempatan itu, Niraj mengatakan bahwa Matahari sudah menghabiskan sekitar Rp 100 miliar untuk melakukan pembelian kembali saham. "Kami memperoleh sedikit di bawah 2% dari saham buyback, dari total yang telah dikeluarkan di pasar," katanya.