Penjualan Masih Loyo, Laba Unilever Triwulan III 2021 Anjlok 19,5%
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih Rp 30,02 triliun hingga triwulan III-2021 atau turun 7,48% dibanding periode sama tahun lalu Rp 32,45 triliun. Alhasil, laba bersih Unilever hanya Rp 4,37 triliun, anjlok 19,5% dari Rp 5,43 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Unilever, turunnya penjualan berasal dari segmen produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh. Hingga triwulan III-2021 jumlahnya tercatat Rp 20,05 triliun atau anjlok 13% dari periode sama tahun lalu Rp 23,04 triliun.
Padahal, penjualan makanan dan minuman Unilever mampu catatkan kenaikan signifikan. Hingga triwulan III-2021, penjualan divisi tersebut mencapai Rp 9,97 triliun atau naik 6,05% dibandingkan triwulan III-2020 senilai Rp 9,4 triliun.
Profitabilitas Unilever harus terpotong oleh harga pokok penjualan yang mencapai Rp 14,93 triliun hingga September 2021. Beban tersebut hanya turun 4,16% dibandingkan catatan hingga September 2020 Rp 15,58 triliun.
Dengan demikian, laba bruto Unilever yang tercatat Rp 15,09 triliun hingga triwulan III-2021, turun 10,53% dari Rp 16,87 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sejumlah beban memang berhasil diturunkan oleh Unilever, seperti beban pemasaran & penjualan dan beban umum & administrasi. Namun, laba usaha Unilever Rp 5,81 triliun tersebut, tetap turun 18,08% dibandingkan Rp 7,09 triliun.
Per September 2021, Unilever catatkan total aset Rp 20,20 triliun. Terdiri dari aset lancar 8,76 triliun dan aset tidak lancar Rp 11,44 triliun. Sementara, total liabilitas Rp 14,88 triliun terdiri dari jangka pendek Rp 12,44 triliun dan jangka panjang Rp 2,43 triliun.
Di pasar modal, sepanjang Januari-September 2021, harga saham Unilever secara akumulasi merosot 46,26% menjadi Rp 3.950 per saham pada 30 September 2021. Harga tertinggi sepanjang tahun ini Rp 7.575 per saham pada 19 Januari 2021. Sementara terendah Rp 3.820 per saham pada 28 September 2021.
Meski begitu, memasuki Oktober 2021, harga saham Unilever mulai menguat. Secara akumulasi, kenaikan mencapai 22,28% menjadi Rp 4.830 per saham pada 22 Oktober 2021 hingga berita ini ditulis.