Pengelola Dana Abadi INA Dikabarkan Suntik Rp 11,4 T pada IPO Mitratel

Image title
2 November 2021, 15:48
Mitratel, IPO, Telkom
mitratel.co.id
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)

Pengelola dana kekayaan abadi bernama Indonesia Investment Authority (INA) dikabarkan berniat berinvestasi sebesar US$ 500 juta - US$ 800 juta atau sekitar Rp 7,13 triliun - Rp 11,4 triliun dalam penawaran umum perdana PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, INA akan masuk sebagai investor jangkar melalui proses bookbuilding, tanpa hak istimewa. Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, Senin (1/11), ia mengatakan, INA akan berpartisipasi dalam initial public offering (IPO) dengan mitra investor globalnya.

Katadata.co.id melakukan konfirmasi ke Tiko, sapaan akrabnya, melalui pesan singkat. Namun, hingga berita ini ditulis, Tiko belum merespons upaya konfirmasi Katadata.co.id.

Seperti diketahui, Mitratel menawarkan saham perdana pada kisaran harga Rp 775 - Rp 975 per saham dalam proses IPO. Berdasarkan prospektus singkat, menargetkan raihan dana maksimal Rp 24,9 triliun, lebih tinggi dari target dana IPO Bukalapak yang disebut menjadi yang terbesar di Indonesia, Rp 21,9 triliun.

Mitratel menawarkan maksimal 25,54 miliar saham perdana atau 29,85% dari modal perusahaan setelah penawaran umum perdana saham. Nilai nominal berada di level Rp 228 per saham.

"Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek antara lain, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas," demikian tertulis di prospektus yang terbit Selasa (26/10).

Masa penawaran awal akan berlangsung pada 26 Oktober - 4 November 2021, sementara tanggal efektif pernyataan pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan pada 12 November.

Sementara itu, masa penawaran umum dijadwalkan berlangsung pada 16 - 18 November, dan masa penjatahan pada 18 November. Perseroan menjadwalkan distribusi saham secara elektronik terjadi pada 19 November, sedangkan pencatatan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November.

Saat ini, Telkom menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 99,99% saham Mitratel, dan PT Metra Digital Investama 0,01%. Setelah IPO, saham Telkom akan menyusut menjadi 70,15%, dan Metra Digital Investama tak lebih dari 0,01%. Sisanya dimiliki publik 29,85%.

Beberapa waktu lalu, Mitratel menambah aset berupa 10.050 unit menara dari anak usaha Telkom lain, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).

Pengalihan pertama dilakukan pada 14 Oktober 2020 sebanyak 6.050 unit. Kemudian, pada 31 Agustus 2021 sebanyak 4.000 unit. Dengan begitu, aset perusahaan otomatis akan bertambah menjelang IPO.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menilai IPO Mitratel berpotensi menuai kesuksesan karena memiliki fundamental yang kuat. Hal ini terlihat dari aset dan layanan yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis. Saat ini, Mitratel memiliki 28 ribu menara telekomunikasi.

Menurut Arya, Mitratel juga memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang yang mumpuni. Saat ini, perusahaan masuk ke infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya Mitratel juga akan mengembangkan bisnisnya di Asia Tenggara, bahkan ke Asia Pasifik.

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...