Mitratel Bagikan 75% Labanya Sebagai Dividen Rp 1,4 Triliun
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) membagikan dividen tunai kepada para pemegang saham Rp 1,4 triliun atau Rp 17 per saham. Pembagian dividen tunai ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada Jumat (31/5) di Jakarta.
Jumlah ini setara dengan 70% dari laba bersih perusahaan tahun lalu. Perseroan juga menyiapkan dividen spesial sebesar Rp 100,5 miliar atau setara 5% dari laba bersih. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan adalah sebesar 75% dari laba bersih.
Secara rasio, pembayaran dividen anak usaha Telkom Indonesia ini memang lebih kecil dari tahun 2022 yang mencapai 99% dari laba bersih. Ini mengingat, perusahaan masih mempunyai dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO.
Selain itu, pemegang saham juga menyetujui alokasi laba ditahan sebesar Rp 462 miliar atau setara 23% dari laba bersih dan cadangan senilai Rp 40 miliar. Pihak yang berhak menerima pembagian dividen tunai dan dividen spesial adalah para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham per tanggal 12 Juni 2024.
"Dividen tunai dan dividen spesial akan dibayarkan secara sekaligus kepada pemegang saham yang berhak selambat lambatnya pada 3 Juli 2024," kata Direktur Utama Theodorus Ardi Hartoko dalam konferensi pers, Jumat (31/5).
Dalam penetapan besaran dividen, manajemen dan pemegang saham mempertimbangkan rencana ekspansi dan tantangan bisnis ke depan yang semakin menantang. Terutama terkait peran MTEL sebagai ujung tombak pemerintah dalam pemerataan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.
“Kami tidak sekadar menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan meningkatkan profitabilitas, juga berkontribusi dalam pemerataan akses telekomunikasi. Maka itu, kami mesti menyiapkan belanja modal yang cukup untuk mendukung agenda besar tersebut,” katanya.
Dia juga menyampaikan tiga agenda besar perseroan pada tahun ini. Pertama, memperkuat posisi sebagai market leader di industri melalui pertumbuhan bisnis secara organik. Kedua, memberikan solusi layanan pada ekosistem menara untuk mendukung operator seluler dalam menerapkan teknologi baru. Ketiga, mengakselerasi pertumbuhan dengan menangkap peluang anorganik.
Adapun, ekspansi baik secara organik maupun anorganik tetap menjadi fokus utama perseroan sejalan dengan agenda industri operator telekomunikasi yang tengah melakukan konsolidasi sebelum melanjutkan ekspansi.