Saham Dharma Polimetal Merosot di Hari Perdana IPO, Simak Prospeknya
Perusahaan komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk resmi melantai di pasar modal pada Senin (20/12) hari ini. Dengan kode DRMA, perusahaan milik Grup Triputra ini menjadi emiten ke-54 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021.
DRMA menawarkan 4,7 miliar saham dengan harga Rp 500 per saham. Dengan demikian, kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp 2,35 triliun.
Berdasarkan data RTI, harga saham DRMA melonjak hingga 9% atau 45 poin ke level Rp 545 pada pembukaan perdagangan hari ini. Namun kemudian merosot 1,6% atau 8 poin ke level Rp 492 pada penutupan perdagangan sesi I siang ini. Kapitalisasi pasarnya pun menyusut tipis menjadi Rp 2,32 triliun dibanding saat awal pencatatan.
Volume saham DRMA yang ditransaksikan investor tercatat sebanyak 157 juta saham dengan frekuensi 15.324 kali. Adapun, nilai perdagangan saham mencapai Rp 76,37 miliar. Sementara itu, harga saham yang didagangkan bergerak di kisaran Rp 466 - Rp 550.
Dharma Polimetal merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha komponen otomotif untuk sepeda motor dan mobil. DRMA telah menjadi bagian dari mata rantai pasokan otomotif terintegrasi.
Penjualan komponen otomotif Dharma Polimetal paling besar diperoleh dari Astra Group, dengan kontribusi mencapai 70% dari total penjualan perusahaan.
DRMA ingin meningkatkan kontribusi segmen komponen mobil dan mengambil peluang dari pertumbuhan industri kendaraan roda empat. Hal ini sesuai upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai hub manufaktur otomotif di Asia Tenggara.
Di sisi lain, Dharma Polimetal juga merupakan pemasok komponen roda dua terbesar untuk Astra Honda Motor (AHM). Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari dominasi AHM terhadap pangsa pasar kendaraan roda dua di Indonesia.
Manajemen memperkirakan kontribusi pendapatan dari segmen roda dua akan meningkat hingga 40% pada 2025, dibanding kontribusi saat ini sebesar 32%.
Baru-baru ini, Dharma Polimetal membentuk perusahaan modal ventura, bekerja sama dengan perusahaan modal ventura Kyungshin Corporation Korea untuk memproduksi komponen otomotif, khususnya untuk produk Hyundai. Perusahaan akan beroperasi mulai 21 Desember 2021.
Selain itu, perusahaan juga sedang menyiapkan bisnis manufaktur baru di Kawasan Industri Cikarang untuk menyediakan komponen otomotif model terbaru bagi Toyota dan Daihatsu.
Dana hasil penerbitan saham perdana akan digunakan untuk pembangunan bisnis baru tersebut yang akan berkontribusi terhadap performa keuangan perusahaan pada 2023.
Prospek Saham DRMA
Analis Sucor Sekuritas Edward Lowis menilai peluang pertumbuhan industri manufaktur otomotif di Indonesia akan menjadi sumber utama pertumbuhan laba perusahaan.
Menurut dia, Dharma Polimetal merupakan perusahaan paling menguntungkan di antara perusahaan industri sejenis, dengan tingkat pengembalian terhadap ekuitas atau return of equity (ROE) diperkirakan mencapai 21% pada 2022, dan margin laba yang tinggi.
"Kami memperkirakan margin laba akan terus meningkat, mengikuti volume produksi, pertumbuhan kontribusi segmen kendaraan roda empat, dan tambahan kontribusi laba dari anak usaha baru," katanya dalam hasil riset perusahaan.
Sucor Sekuritas mengestimasi PE pada 2022 bisa berada di kisaran 10-12x dengan laba bersih Rp 307 miliar. "Kami memperkirakan secara konservatif diskon 20%-40% dari rata-rata valuasi sektoral di level PE 14x," ujarnya.
Berdasarkan hasil riset, pendapatan DRMA diperkirakan meningkat menjadi Rp 3,31 triliun pada 2022, dari target pendapatan 2021 yang sebesar Rp 2,79 triliun. Sementara itu, laba bersih akan mencapai Rp 532 miliar dari Rp 399 miliar. ROE akan meningkat menjadi 20,6% dari sebelumnya 16%. Rasio harga saham terhadap laba atau price to earning ratio (PER) 11x dari 15,3x.