Indeks Teknologi Diprediksi Masih Tumbuh, IPO Unicorn Jadi Pendorong?
Performa positif indeks saham sektor teknologi diperkirakan akan berlanjut pada 2022 dan menjadi salah satu lokomotif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hal itu dipicu perkembangan teknologi digital nasional dan penggunaannya yang masih akan marak sepanjang tahun ini.
Seperti diketahui, indeks teknologi baru terbentuk pada 2021. Sepanjang 2021, indeks teknologi berhasil menjadi indeks sektoral dengan pertumbuhan tertinggi, yakni mencapai 707,56%.
Berdasarkan data Stockbit, baru ada 25 emiten yang ada dalam IDX TECHNO. Emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar adalah PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp 134,63 triliun, sedangkan PT Bukalapak.com Tbk menduduki peringkat ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 47,2 triliun.
"Sektor ini akan jadi salah satu sektor yang berkilau dalam kurun waktu 3-5 tahun mendatang sejak 2020. Kami lihat pembangunan infrastruktur bukan lagi konvensional, tapi infrastruktur teknologi," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus kepada Katadata, dikutip Jumat (7/1).
Nico menilai sentimen positif pada indeks teknologi bermula saat masyarakat dipaksa melakukan digitalisasi dengan pandemi Covid-19 menyerang pada 2020. Nico menilai momen itu menjadi tolak ukur keberhasilan digitalisasi di dalam negeri.
Berjalan dua tahun, Nico berpendapat masyarakat telah dapat beradaptasi dengan infrastruktur digital. Selain itu, Presiden Joko Widodo telah meminta agar ekonomi digital dapat berkontribusi penuh pada pendapatan negara,
"Ini jadi tolak ukur baru: sejauh mana pemerintah mampu melakukan berbagai macam inovasi terkait pengembangan teknologi untuk kehidupan masyarakat. Sejauh itu pula sektor ini (indeks teknologi) akan menjaga sinarnya," kata Nico.
Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai emiten yang bergerak di bidang pusat data yang akan menjadi lokomotif indeks. Menurutnya, IPO beberapa unicorn teknologi akan menjadi sentimen positif, namun bukan pendorong utama.
Pasalnya, proses digitalisasi masih belum usai dan ekonomi digital masih terus berkembang. Sementara itu, kapasitas pusat data di dalam negeri masih kecil.
Setidaknya ada tiga emiten pusat data atau data center di indeks teknologi, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), PT Indointernet Tbk. (EDGE), dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT). DCII dan EDGE baru melantai pada 2021, namun kedua harga saham emiten itu telah menembus level Rp 20.000 per saham tidak lama setelah IPO.
"Kalau digitalisasi terus berjalan, pasti orang-orang butuh yang namanya data center," kata Anissa kepada Katadata.
Anissa mengatakan pergerakan saham pada indeks teknologi pada 2022 masih akan dipicu oleh prospek bisnis emiten teknologi di masa depan. Dengan kata lain, investor tidak akan menjadikan data fundamental seperti laporan keuangan kuartalan sebagai pertimbangan utama.
IPO Unicorn
BNI Sekuritas memproyeksikan, terdapat empat unicorn yang kemungkinan melantai pada 2022 dan menjadi pendorong utama indeks. Perusahaan hasil penggabungan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Tokopedia atau GoTo diproyeksikan akan melantai pada paruh pertama 2022. Disusul PT Sicepat Ekspres, PT Traveloka Indonesia, dan PT Global Tiket Network (Tiket.com).
Total valuasi keempat unicorn ini diperkirakan mencapai US$ 36,49 miliar. Dengan melantainya keempat unicorn tersebut, BNI Sekuritas memperkirakan kontribusi indeks teknologi akan naik dari posisi 5% pada saat ini menjadi 11%. Angka itu setara dengan indeks teknologi di bursa Jepang dan Eropa Barat.
GoTo memiliki valuasi tertinggi di antara unicorn lain yang akan melantai tahun depan atau senilai Rp 32 triliun. Sementara itu, valuasi Traveloka menduduki peringkat kedua senilai Rp 2,7 triliun, lalu Tiket.com senilai Rp 1 triliun, dan Sicepat di rentang Rp 744 miliar sampai Rp 1 triliun.
Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto mengatakan indeks teknologi dapat menjadi lokomotif pertumbuhan IHSG pada 2022. Menurutnya, salah satu pendorongnya adalah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) eerapa perusahaan rintisan teknologi tahun ini.
"IHSG masih mengandalkan sektor finansial (sejauh ini), tapi dengan (adanya) sektor teknologi (hal itu bisa) bergeser. Ini menarik untuk dinantikan, bagaimana mereka (IPO unicorn) bisa mewarnai pasar saham di Indonesia," kata David pada Katadata.