Profil Emiten Makanan Beku yang Berdampak Kaesang Dilaporkan KPK
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun melaporkan dua anak Presiden Joko Widodo, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini terkait dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang.
Salah satu penyebab munculnya laporan ke lembaga antirasuah ini ialah aksi Kaesang membeli saham eksportir makanan beku PT Panca Mitra Multiperdana Tbk senilai Rp 92 miliar.
Lalu bagaimana profil perusahaannya?
Menilik ke belakang, Panca Mitra Multiperdana menandatangani kerja sama strategis dan perjanjian jual beli saham pada November 2021. Menariknya, emiten berkode saham PMMP itu menggandeng Kaesang yang dikenal sebagai pengusaha muda sekaligus Youtuber Tanah Air.
Melalui PT Harapan Bangsa Kita alias GK Hebat, Kaesang memborong 188,24 juta lembar saham atau 8 % dari total saham PMMP. Harga pembelian saham senilai Rp 490 per lembar.
Dengan begitu, GK Hebat merogoh kocek Rp 92,2 miliar untuk membeli saham Panca Mitra. Kedua perusahaan juga sepakat untuk menggarap peluang bisnis produk perusahaan dan meningkatkan literasi digital dalam proses operasional.
Rencananya, kolaborasi itu diaplikasikan dengan salah satu produk Panca Mitra, yaitu Ebinoya, agar dapat masuk ke pasar usaha mikro kecil menengah (UMKM) nasional.
Ebinoya merupakan merek produk udang olahan yang dirilis Januari 2021 oleh Panca Mitra. Hadirnya merek baru tersebut menjadi strategi perusahaan untuk menambah porsi penjualan produk bernilai tambah dan memperluas segmen pemasaran selain pasar ekspor.
Panca Mitra juga meneken kontrak dengan beberapa perusahaan retail Tanah Air, seperti LotteMart, Aeon, Papaya Surabaya, Yogya Group, Meat Mart Bali, Frestive Bali, dan Smarco Medan.
Selain itu, pada segmen restoran dan layanan makanan (food service), PMMP memasok brand Ebinoya ke beberapa restoran seperti HokBen, Sushi Tei Surabaya, ThaiStreet Surabaya, dan Das Bistro–Soesjach Bali. Ebinoya juga dipasarkan melalui kerja sama dengan tujuh pengelola retail. Masih sejalan, beberapa bisnis Kaesang juga bergerak dalam akselerasi bisnis pengolahan makanan dan minuman.
Selain itu, GK Hebat melalui lini bisnisnya yaitu GK Play and Plug juga akan membantu literasi digital Panca Mitra. GK Plug and Play akan membentuk tim digitalisasi dengan Panca Mitra untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan secara domestik.
Lebih lanjut, kedua perusahaan ingin memajukan industri aquaculture di Indonesia sebagai salah satu negara maritim terbesar di dunia. Sejarah Panca Mitra Perusahaan pemasok udang ini berdiri pada 2004, dengan kantor pusat di Surabaya. Panca Mitra memiliki sebaran pabrik pengolahan yang strategis, dua di Tarakan, Kalimantan Utara dan lima lainnya di Situbondo, Jawa Timur.
Pada 2004, PMMP beserta anak perusahaannya Tri Mitra Makmur (TMM) bersama rekan kerjanya dari Singapura membangun pabrik pengolahan udang pertama di Situbondo. Enam tahun kemudian, PMMP melebarkan sayap ke Tarakan, Kalimantan Utara untuk memproduksi udang jenis Black Tiger.
Kongsi tersebut berhenti pada 2013 ketika rekan dari Singapura ini menjual kepemilikannya di Panca Mitra. Pada tahun yang sama juga PMMP berhasil mengekspor lebih dari 6.000 ton udang secara global.
Secara bertahap, Panca Mitra terus berekspansi dengan menambah pabrik pengolahan di Situbondo dan Tarakan. Alhasil, pada 2019, perusahaan ini mencatatkan kapasitas produksi 25.100 ton per tahun dan ekspor lebih dari 15.000 ton udang, dikombinasikan dengan 46.000 ton fasilitas cold storage.
Panca Mitra juga menempati peringkat kedua eksportir udang terbesar dari sisi volume udang yang diekspor pada 2019. PMMP telah melepas udang ke semua pasar utama di seluruh dunia. Tak hanya itu, produk terobosan lainnya berhasil menembus pasar ritel dan layanan makanan di Amerika Serikat dan Jepang.
Sebagai salah satu pemain ekspor udang terbesar di Indonesia, produk Panca Mitra sudah merambah tiga benua. Beberapa negara tujuan ekspor PMMP di antaranya Singapura, Hong Kong, Jepang, Amerika Serikat, dan Denmark. Konsumen terbaru di 2021 yakni Britania Raya.
PMMP Melantai di Bursa Saham Desember 2020
Keberhasilan Panca Mitra kemudian disusul oleh langkah perusahaan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada akhir Desember 2020.
Pada awal pelaksanaannya, perusahaan menjual sahamnya di level Rp 336 per lembar. Dilansir dari RTI, sepanjang 2021 saham PMMP sudah tumbuh 92,97 % ke level Rp 494 pada penutupan perdagangan, Senin (15/11).
Sebelumnya, 51 % saham PMMP dikuasai dan dikendalikan oleh PT Tiga Makin Jaya (TMJ). Namun, dengan masuknya perusahaan milik Kaesang, kini TMJ hanya menguasai 43 % lembar saham Panca Mitra atau sekitar 1,01 miliar lembar saham.
Sebagai informasi, sekitar 79% saham TMJ dikuasai Komisaris Utama Panca Mitra, yakni Soesilo Soebardjo. Adapun kepemilikan langsung Soesilo di PMMP sebesar 24,65 % atau setara 580 juta lembar saham. Sedangkan Direktur Utama Panca Mitra yang juga putra dari Soesilo, Martinus Soesilo memiliki 8,5 % saham PMMP.
Pandemi juga tak menyurutkan kinerja keuangan perusahaan. Terbukti dari laporan keuangan per Juni 2021 yang masih membukukan laba naik 16,6% menjadi US$ 6,15 juta atau setara Rp 87,3 miliar (kurs Rp 14.200). Sedangkan laba Juni 2020 hanya US$ 5,5 juta. Kinerja positif tersebut tak luput dari capaian penjualan bersih yang mengalami kenaikan 2,88 % menjadi US$ 85, 5 juta per Juni 2021. Di mana beban pokok penjualan juga naik tipis 0,9% ke level US$ 67,2 juta.
Kronologi Pelaporan Gibran dan Kaesang
Sebelumnya, Ubedilah melaporkan dua anak presiden ke KPK. Ini berkaitan dengan dugaan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) relasi bisnis anak Kepala Negara dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.
Ubedilah mengaku kejadian tersebut bermula pada 2015 ketika ada perusahaan, yaitu PT SM yang menjadi tersangka pembakaran hutan dan sudah dituntut oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senilai Rp 7,9 triliun.
Namun dalam perkembangannya, Mahkamah Agung (MA) hanya mengabulkan tuntutan senilai Rp 78 miliar. "Itu terjadi pada Februari 2019 setelah anak Presiden membuat perusahaan gabungan dengan anak petinggi perusahaan PT SM," ujar Ubedilah.
Ia mengatakan, dugaan KKN tersebut dipicu adanya suntikan dana penyertaan modal dari perusahaan ventura yang memperoleh kucuran dana dari PT SM.
"Angkanya kurang lebih Rp99,3 miliar dalam waktu yang dekat," kata Ubedilah di Gedung KPK, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Setelah itu, menurut dia, anak presiden membeli saham di sebuah perusahaan dengan angka yang juga cukup fantastis Rp92 miliar.
"Itu bagi kami tanda tanya besar. Apakah seorang anak muda yang baru mendirikan perusahaan dengan mudah mendapatkan penyertaan modal dengan angka cukup fantastis kalau dia bukan anak presiden," ujar dia.
Gibran Buka Suara
Menanggapi hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengaku tak merasa namanya tercemar dengan adanya pelaporan dirinya ke KPK. Gibran juga memastikan tidak akan melaporkan balik Ubedilah. Terlebih, saat ini pemberitaan terkait kasus tersebut sudah mulai mereda.
"Rasah, tekke wae lak bosen (tidak usah, didiamkan saja nanti kan bosan). Fokus nyambut gawe wae (bekerja saja), koyo ora nduwe gawean wae (seperti tidak punya pekerjaan saja), sibuk," katanya seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/1).
Sebelumnya, Gibran meminta agar Ubedilah membuktikan hal yang dituduhkan kepadanya dan sang adik Kaesang Pangarep terlebih dahulu.
Ubedillah sendiri telah melaporkan Gibran dan Kaesang ke KPK, Senin (10/1) terkait dengan tindak pidana korupsi dan/atau tindak pidana pencucian uang berkaitan dengan dugaan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) relasi bisnis anak Presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.