Modal Terbatas, Adhi Karya Jual 7,12 Miliar Saham Baru
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berencana menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue kepada pemegang saham melalui penawaran umum terbatas (PUT) II.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Adhi Karya akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 7,12 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Aksi korporasi ini rencananya akan dilakukan setelah perseroan mendapat persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 7 April 2022 mendatang.
Namun, hingga saat ini perseroan belum menerbitkan informasi tambahan terkait harga pelaksanaan rights issue ini. Sementara itu, dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya seluruhnya akan digunakan untuk menyelesaikan rencana penyertaan proyek investasi ADHI berupa jalan tol, Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM), pengelolaan limbah, dan preservasi jalan.
"Penambahan modal dengan HMETD ini sejalan dengan rencana perseroan untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," tulis manajemen ADHI dalam keterbukaan informasi, Kamis (17/3).
Perseroan mengungkap tantangan yang dimiliki yakni keterbatasan ekuitas. Ekuitas perseroan sangat kecil dibandingkan dengan BUMN Karya lain, terutama BUMN Karya yang telah tercatat di BEI. Kemudian pada 2020, kondisi keuangan perseroan diperparah dengan adanya Covid-19 telah menghantam perekonomian dunia bahkan di berbagai negara perekonomian tidak tumbuh dan terancam resesi.
Oleh karena itu, Adhi Karya akan melakukan HMETD dengan maksud dan tujuan menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang kuat sehingga tidak melanggar batasan-batasan yang dipersyaratkan kreditur, serta dapat meningkatkan kemampuan leverage perseroan.
Kemudian, untuk meningkatkan kapasitas usaha yang dimiliki oleh ADHI, serta pengembangan usaha melalui proyek investasi infrastruktur sehingga perseroan dapat bergerak dengan lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya, pelaksanaan rights issue ini juga bertujuan mendukung program pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19, melalui penyelesaian proyek penugasan infrastruktur yang dapat mempertahankan penyerapan tenaga kerja dan konsumsi barang produksi, sehingga dapat berkontribusi dalam ketahanan ekonomi di masa pandemi.
"Juga untuk mendukung dan mempercepat pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN), sehingga dapat menjadi katalisator dalam pertumbuhan perekonomian dan memberikan dampak berantai atau multiplier effect yang luas," lanjut manajemen.
Lebih lanjut, rencana rights issue ini diharapkan dapat memengaruhi kemampuan perseroan untuk memperkuat struktur permodalan, dalam rangka melanjutkan proses konstruksi pada proyek berjalan dan meningkatkan kinerja perseroan.
Dana hasil penerbitan saham baru juga akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan, sehingga akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perseroan.
Bagi pemegang saham perseroan yang tidak menggunakan haknya untuk rights issue akan terkena dilusi atas persentase kepemilikan saham maksimum sebesar 51%.