Tertekan Biaya Cukai, Laba HMSP Anjlok 25% Jadi Rp 1,9 T di Kuartal I
Emiten produsen rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan laba bersih Rp 1,91 triliun di kuartal I 2022 atau turun 25,95% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,58 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, meski mencatatkan penurunan laba di kuartal I tahun ini, perseroan membukukan kenaikan penjualan bersih sebesar 11,04% menjadi Rp 26,16 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 23,55 triliun.
Peningkatan penjualan didorong oleh penjualan ekspor yang berkontribusi sebesar Rp 53,40 miliar atau naik 51,64% dari sebelumnya Rp 35,21 miliar. Kemudian, penjualan segmen sigaret kretek mesin (SKM) yang naik 10,60% menjadi Rp 17,34 triliun di 2021, dari sebelumnya Rp 15,68 triliun.
Selain itu, penjualan sigaret kretek tangan (SKT) perseroan juga naik sebesar 14,24% dari sebelumnya Rp 5,32 triliun, menjadi Rp 6,08 triliun. Sedangkan, penjualan sigaret putih mesin (SPM) turun sebesar 1,19% menjadi Rp 2,29 triliun, dari sebelumnya Rp 2,32 triliun. Sementara, penjualan sigaret putih tangan (SPT) naik signifikan sebesar 421,22% dari Rp 36,65 miliar, menjadi Rp 191,02 miliar, dan penjualan sigaret kelembak kemenyan sebesar Rp 30,14 miliar.
Di samping itu, beban pokok penjualan perseroan terkerek 18,25% menjadi Rp 21,90 miliar, dari sebelumnya Rp 18,52 miliar. Meningkatnya beban pokok penjualan utamanya disebabkan oleh beban pita cukai yang naik 21,57% dari sebelumnya Rp 14,4 triliun, menjadi Rp 17,6 triliun.
Hingga kuartal I 2022, jumlah aset perseroan mengalami peningkatan menjadi Rp 59,83 triliun dari sebelumnya Rp 53,09 triliun pada akhir 2021. Kemudian, jumlah liabilitas naik menjadi Rp 28,71 triliun pada kuartal I 2022, dari Rp 23,89 triliun di 31 Desember 2021. Sementara itu, ekuitas perseroan juga naik menjadi Rp 31,12 triliun di akhir Maret 2022, dari sebelumnya sebesar Rp 29,19 triliun pada akhir Desember 2021.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Putu Chantika Putri mengatakan, pertumbuhan pendapatan HMSP didukung oleh kenaikan pajak cukai dan pertumbuhan penjualan segmen produk sigaret kretek mesin (SKM).
HMSP mencatatkan penjualan sebanyak 20,9 miliar batang sepanjang 2021 atau tumbuh 5,2% secara tahunan. Sehingga secara kumulatif, volume penjualan HMSP tahun ini diproyeksi sebesar 84,2 miliar batang atau tumbuh 1,8% secara tahunan.
Pencapaian tersebut sejalan dengan pertumbuhan volume industri yang didorong oleh tingginya permintaan dari kelompok berpenghasilan menengah ke atas. Volume penjualan Sampoerna A tercatat sebesa 9,7 miliar batang, atau naik 11,7% secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan volume penjualan Dji Sam Soe (DSS) naik 1,2% secara tahunan menjadi 5,7 miliar batang di kuartal I 2022.
Putu merekomendasikan hold atau tahan untuk saham HMSP dengan target harga atau target price (TP) Rp 1.000 per saham, dengan price to earning (PE) yang tidak berubah sebesar 15,4 kali.
"Kami masih percaya bahwa industri sedang bergerak ke arah pemulihan, yang tercermin pada pertumbuhan volume penjualan perseroan di kuartal I 2022," kata Putu dalam risetnya, dikutip Senin (9/5).