Akuisisi TelkomSigma Rp2,6 T, Telkom Bidik Jadi Raja Bisnis Digital IT
PT Telkom Indonesia mengambil alih saham PT Sigma Cipta Caraka atau TelkomSigma senilai Rp 2,59 triliun. Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen menyatakan bahwa aksi korporasi tersebut sebagai transaksi afiliasi.
TelkomSigma merupakan anak perusahaan dari PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra) dengan kepemilikan 100 % sejak 14 April 2022. Sementara itu, TelkomMetra merupakan anak perusahaan dari Telkom dengan kepemilikan 99,99%.
“Pada 28 April telah dilakukan transaksi afiliasi berupa pengambilalihan saham TelkomSigma dengan cara penyetoran uang oleh Telkom,” demikian manajemen Telkom melaporkan dalam keterbukaan informasi yang dikutip Katadata, Selasa (10/5).
Setelah akuisisi ini, kepemilikan saham TelkomSigma oleh Telkom menjadi 56,39 % dan sebesesar 43,61 % dimiliki oleh TelkomMetra. Menurut manjemen Telkom, aksi korporasi ini dilakukan dalam rangka penguatan dan transformasi TelkomSigma.
Hal itu sesuai dengan rencana strategis transformasi yang merupakan bagian dari langkah grup untuk menjadikan TelkomSigma sebagai anak perusahaan Telkom. “Merupakan salah satu inisiatif strategis untuk mengakselerasi TelkomSigma menjadi B2B IT Digital Service Leader Company,” manajemen memaparkan.
TelkomSigma merupakan perusahaan layanan teknologi informasi atau IT dengan portofolio bisnis seperti cloud, data center, dan layanan digital di antaranya solusi pengembangan internet of things (IoT) dan layanan keamanan siber.
Saat ini, TelkomSigma memiliki lebih dari 450 klien dari berbagai industri, lebih dari 700 profesional TI bersertifikat, dan infrastruktur data center dengan standar tier III dan tier IV. Nantinya, portofolio data center Telkomsigma dikembangkan lebih lanjut oleh PT Sigma Tata Sadaya, yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode TLKM ini mencatatkan laba bersih Rp 24,76 triliun pada akhir 2021. Jumlah tersebut tumbuh 19 % dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 20,80 triliun.
Meningkatnya laba bersih ini turut didorong oleh kenaikan pendapatan yang mencapai Rp 143,21 triliun atau bertambah 4,9 % dari Rp 136,46 triliun pada tahun sebelumnya. Perhatikan databoks berikut ini:
Data seluler dan Indihome menjadi kontributor utama yang mendorong pertumbuhan pendapatan perseroan tahun lalu. Bila diperinci, pendapatan data seluler sebesar Rp 64,50 triliun atau naik 8,39 % dari tahun sebelumnya Rp 59,50 triliun, sementara pendapatan Indihome menyumbang Rp 26,32 triliun atau naik 18,50 % dari sebelumnya Rp 22,21 triliun.
Kemudian, pendapatan telepon perseroan di 2021 mencapai Rp 16,46 triliun, pendapatan di segmen jaringan sebesar Rp 1,88 triliun dan pendapatan dari layanan lainnya menyumbang sebesar Rp 6,11 triliun.
Total aset hingga akhir Desember 2021 mencapai Rp 277,2 triliun, meningkat 12,2 % dari tahun sebelumnya sebesar Rp 246,94 triliun. Peningkatan utamanya didorong oleh peningkatan kas & setara kas sebesar 86,07% menjadi Rp 38,31 triliun dari sebelumnya Rp 20,58 triliun di 2020.