Sinar Mas Agro Bagikan Dividen Rp 110 per Saham pada 22 Juni Mendatang
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 315,94 miliar atau sebesar Rp 110 per saham. Hal ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 6 Juni lalu.
Secara keseluruhan, Sinar Mas Agro membagikan dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 847,29 miliar atau Rp 295 per saham. Sebelumnya, perseroan telah membayarkan dividen interim sebesar Rp 531,35 miliar atau sebesar Rp 185 per saham pada 24 November 2021.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan membagikan dividen tunai pada 22 Juni 2022. Adapun, cum date pembagian jatah dividen di pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 14 Juni 2022. Sedangkan, pembagian di pasar tunai berlangsung pada 16 Juni mendatang.
Cum date atau tanggal cum dividen merupakan tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan yang telah diumumkan. Apabila pembelian saham dilakukan investor setelah melewati jadwal cum date, maka investor tidak memiliki hak untuk mendapatkan dividen.
Kemudian, awal perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen) di pasar reguler dan negosiasi digelar pada 15 Juni 2022, sedangkan di pasar tunai pada 17 Juni 2022. Kemudian, tanggal recording date daftar pemegang saham yang berhak atas dividen berlangsung pada 16 Juni pukul 16.00 WIB.
Selain pembagian dividen, RUPST perseroan menyetujui untuk tidak menyisihkan dana sebagai cadangan wajib, dikarenakan jumlah dana cadangan wajib perseroan sudah mencapai jumlah minimum yang diwajibkan, sebagaimana diatur dalam Pasal 70 Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Selain itu, RUPST juga menetapkan sisa saldo laba perseroan sebesar Rp 11,34 triliun akan dicatat sebagai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Berdasarkan laporan keuangan SMAR, perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 57 triliun pada 2021, atau naik 41% dari sebelumnya sebesar Rp 40,43 triliun. Alhasil, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 2,83 triliun pada 2021, atau naik 84% dari Rp 1,54 triliun pada 2020.
Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Dana akan digunakan untuk peremajaan kebun sawit, dan penyelesaian ekspansi kapasitas pabrik diesel.
"Kami juga akan meningkatkan kemampuan pabrik rafinasi dalam menghasilkan produk bernilai tambah," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin (21/3).
Selain itu, perseroan juga menargetkan produksi kebun tahun ini dapat tumbuh hingga 5% dengan asumsi cuaca yang baik dan mendukung. Tahun lalu, perseroan mencatat produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 2,42 juta ton, atau turun 6% dibandingkan periode 2020 sebanyak 2,56 juta ton.
Sepanjang 2021, emiten perkebunan sawit tersebut juga menghasilkan produk sawit baik CPO dan Palm Kernel (PK) sebanyak 700.000 ton, atau lebih rendah dari produksi tahun 2020 sebesar 739.000 ton. Secara rinci, produksi CPO mencapai 550 ribu ton, dan PK sebesar 150 ribu ton.