Cleo Kantongi Pinjaman Rp 350 Miliar dari BNI untuk Ekspansi Usaha
PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) mendapat fasilitas kredit dari PT Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar Rp 350 miliar. Keduanya menandatangani perjanjian kredit tersebut pada 13 Juni lalu.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), fasilitas kredit tersebut terbagi menjadi dua jenis transaksi, yakni kredit modal kerja sebesar Rp 100 miliar dan term loan atau pinjaman berjangka sebesar Rp 250 miliar. Kedua transaksi tersebut memiliki jangka waktu masing-masing 12 bulan dan 84 bulan sejak perjanjian ditandatangani.
"Fasilitas kredit ini digunakan untuk modal kerja dan ekspansi usaha, termasuk penambahan belanja modal atau capex perusahaan," kata Sekretaris Perusahaan CLEO Lukas Setio Wongso Wong dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (16/6).
Lukas menjelaskan, perjanjian kredit ini dijamin dengan sebagian aset tetap tidak bergerak milik perseroan dan pihak berelasi, yang dipasang hak tanggungan, sebagian aset tetap mesin yang diikat secara fiducia, serta aset piutang dan persediaan yang diikat secara fiducia.
Manajemen perseroan juga menegaskan bahwa transaksi yang dilakukan tidak berdampak negatif terhadap kondisi keuangan perseroan, juga tidak melanggar peraturan dan perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga.
"Perolehan fasilitas kredit tersebut akan menunjang secara langsung pengembangan usaha perseroan dari waktu ke waktu," kata dia.
Berdasarkan laporan keuangan, produsen air minum CLEO ini membukukan kenaikan laba bersih sepanjang kuartal I 2022. Laba bersih Cleo tumbuh 9,37% dari sebelumnya Rp 41,84 miliar menjadi Rp 45,76 miliar di kuartal I 2022.
Pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 29,71% menjadi Rp 307,67 miliar dari sebelumnya Rp 237,19 miliar. Kenaikan pendapatan tercatat di semua produk perseroan, di mana produk air minum dalam kemasan (AMDK) non botol menyumbang sebesar Rp 156,26 miliar atau naik 11,36% dari Rp 140,32 miliar. Kemudian, penjualan produk AMDK botol tercatat sebesar Rp 146,31 miliar atau naik 52,08% dari sebelumnya Rp 96,25 miliar.
Melihat prospek pertumbuhan air minum dalam kemasan yang positif, perseroan membidik kenaikan penjualan hingga 30% tahun ini. Direktur Utama CLEO Melisa Patricia mengatakan, target tersebut cukup realistis mengingat daya beli masyarakat serta kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan produk berkualitas yang mulai meningkat.
"Sehingga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi air minum dalam kemasan," kata Melisa dalam keterangan resminya, awal Februari lalu (11/2).
Untuk mencapai target tersebut, CLEO berekspansi secara masif di antaranya, membangun tiga pabrik pengolahan AMDK dan penambahan 88 cabang distribusi dengan 383 mitra di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya untuk meningkatkan market share dari produk-produk CLEO, sehingga dapat memenuhi permintaan dan kebutuhan air minum kemasan yang masih sangat tinggi di masyarakat.