Jerry Ng Raih Restu OJK Jadi Pengendali BFI Finance

Lavinda
Oleh Lavinda
13 Juli 2022, 09:05
BFI Finance
Dokumentasi BFI Finance
Pemegang saham pengendali perusahaan pembiayaan, PT BFI Multifinance Tbk (BFIN), PT Trinugraha Capital & Co, rampung melaksanakan periode penawaran sukarela atau tender offer.

Bankir kawakan, Jerry Ng memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memiliki saham sekaligus menjadi pengendali PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).

Hal ini disampaikan dalam surat persetujuan OJK yang diterima oleh perusahaan pada 8 Juli 2022 lalu. Rencananya, pemilik PT Bank Jago Tbk (ARTO) ini akan membawa perusahaan multifinance tersebut ke ranah digital. 

"Pada 7 Juli 2022, Jerry Ng telah mendapatkan persetujuan OJK atas penilaian kemampuan dan kepatutan sebagai pengendali perusahaan," ungkap Direktur BFI Finance Indonesia, Sudjono, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (13/7).

Dalam pengumuman tertulis juga disebutkan, aksi korporasi pembelian saham ini tidak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.

Sebelumnya, pemegang saham pengendali BFI Finance yang juga perusahaan konsorsium Jerry Ng dan Boy Thohir, PT Trinugraha Capital & Co, melaksanakan periode penawaran sukarela atau tender offer.

Berdasarkan pengumuman yang disampaikan perusahaan, sampai dengan berakhirnya periode tender sukarela, sebanyak 852.876.278 saham yang ikut berpartisipasi dalam penawaran tender tersebut.

Dengan harga pembelian senilai Rp 1.200 setiap sahamnya, maka Trinugraha Capital merogoh dana senilai Rp 1,02 triliun.

Sebelum adanya transaksi tersebut, porsi kepemiikan saham Trinugraha Capital di BFIN tercatat sebesar 42,81% atau setara 6,83 miiar saham. Pemegang saham publik menguasai 50,91% yang senilai 8,12 miliar saham. Kemudian sisanya saham treasuri sebesar 6,28% atau setara 1 miliar saham.

Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen BFIN sebelumnya, perusahaan siap meningkatkan porsi kepemilikan saham dalam tender sukarela tersebut maksimal 57,12% saham.

Mengacu pada prospektus, pelaksanaan tender sukarela tersebut untuk memperkuat porsi kepemilikan saham Trinugraha Capital di BFIN.

Sebagai pemegang saham pengendali, Trinugraha Capital akan mengarahkan bisnis BFIN kembali ke level pra-pandemi Covid-19 dengan tetap menekankan kehati-hatian terutama kualitas aset.

Selanjutnya, memanfaatkan keahlian dan pengetahuan lokal BFIN untuk membangun pertumbuhan berkelanjutan dalam bisnis pembiayaan konsumen intinya. Terakhir, berinvestasi dalam transformasi bisnis dan menerapkan teknologi digital.

“Tentunya hal ini menunjukkan kepercayaan dari pemegang saham atas kinerja BFI Finance," terang Sudjono, dalam keterangan resmi, Rabu (27/4).

Profil BFI Finance

Bagaimana profil BFI Finance dan kiprahnya di industri pembiayaan?

BFI Finance terbentuk pada 1982 dengan nama PT Manufacturers Hanover Leasing Indonesia, yang merupakan perusahaan hasil kerja sama antara pemegang saham lokal dan Manufacturers Hanover Leasing Corporation asal Amerika Serikat (AS).

BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni pada Mei 1990 silam. Saat Indonesia dilanda krisis moneter pada 1998 lalu, BFI Finance turut mengalami kesulitan keuangan. Namun perusahaan berhasil menjalankan proses restrukturisasi utang akibat krisis tersebut, meski akhirnya berganti nama dari Manufacturers Hanover menjadi BFI Finance Indonesia pada 2001.

Sebelum aksi tender offer, 42,8% saham BFI Finance dimiliki oleh konsorsium Trinugraha Capital SA, yang terdiri dari TPG Capital Management dan Northstar Advisors Pte Ltd. Pemegang saham lainnya adalah investor publik 45,68%, DB Spore DCS A/C 5,23%, dan saham treasuri 6,28% saham.

Berdasarkan aktivitas bisnis, pada dasarnya BFI Finance memiliki tiga jenis pembiayaan meliputi: Pertama, pembiayaan modal kerja, investasi dan multiguna. Ini ditujukan untuk kebutuhan produktif seperti modal kerja, investasi dan pengembangan usaha, maupun untuk kebutuhan konsumtif seperti biaya pernikahan, renovasi rumah, dan lain - lain.

Kedua, pembiayaan sales lease back, yakni pembiayaan untuk pembelian mesin dan alat berat baik baru, maupun bekas, untuk menunjang produktivitas usaha.

Ketiga, pembiayaan tanpa agunan untuk kebutuhan pendidikan, perjalanan wisata, serta pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.

Pada tahun 2017, BFI Finance membentuk Unit Syariah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pembiayaan yang sesuai dengan prinsip - prinsip syariah.

Per 31 Desember 2020, BFI Finance memiliki jaringan pemasaran terbesar di Indonesia, yakni terdiri dari 228 kantor cabang, dan 118 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Didukung pula oleh lebih dari 8.000 karyawan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...