Garuda Berpotensi Raih Dana Jumbo dari Rights Issue, Untuk Apa Saja?
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana menerbitkan saham baru dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Manajemen Garuda memperkirakan adanya tambahan modal mencapai Rp 12,4 triliun dari pemegang saham melalui aksi korporasi tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, dana hasil rights issue akan digunakan untuk biaya sewa pesawat dan pemeliharaan pesawat yang tunduk pada sewa armada pesawat go-forward dan perjanjian sewa alternatif dalam perjanjian perdamaian.
Dalam hal ini, dana rights issue akan digunakan untuk melakukan kegiatan restorasi dan pemeliharaan atas total 61 armada yang dimiliki maskapai.
"Agar dapat meningkatkan serviceability (pelayanan) pesawat dan operasional perseroan dapat berjalan lebih optimal dalam menghadapi perkembangan kondisi pasar," ujar Irfan dalam pengumuman tertulis yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (8/9).
Terkait rencana penambahan jumlah armada, dia mengatakan, perseroan akan selalu mempertimbangkan kebutuhan serta permintaan pasar yang diselaraskan dengan kemampuan perseroan.
Sebagai informasi, jumlah armada Garuda saat ini tercatat 68 pesawat. Ini terdiri dari, 38 pesawat tipe B737-800, 16 pesawat A330-300, delapan pesawat B777-300, tiga pesawat A330-200, dan tiga pesawat A330-900. Namun, jumlah pesawat serviceable atau yang dapat dioperasikan oleh perseroan saat ini adalah sekitar 30 pesawat.
Dalam perjanjian perdamaian, terdapat 108 pesawat go-forward dan 12 pesawat sewa alternatif. Perusahaan berencana mengoperasikan armada-armada tersebut sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian perdamaian. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal serta proses restorasi atas masing-masing armada.
Sebelumnya, Irfan mengatakan, para pemegang saham yakni, PT Trans Airways dan pemegang saham publik hanya mungkin berpartisipasi dalam rencana rights issue. Pasalnya, penerbitan saham baru tanpa HMETD atau private placement dialokasikan seluruhnya untuk konversi utang perseroan kepada kreditur menjadi saham.
Hal ini berdasarkan perjanjian perdamaian yang telah disahkan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 27 Juni 2022 lalu.
"Apabila seluruh pemegang saham publik dan Trans Airways melaksanakan seluruh haknya dalam HMETD, maka proyeksi dana yang diperoleh dari pelaksanaan HMETD tersebut adalah sekitar Rp 12,4 triliun," ujar Irfan dalam penjelasan tertulis, Rabu (7/9).
Namun, hingga saat ini, menurut dia, perusahaan masih belum menerima informasi resmi terkait keeikutsertaan Trans Airways, selaku pemegang saham, untuk melaksanakan haknya dalam aksi rights issue.
Sebelumnya, pemerintah akan kembali memberikan penyertaan modal negara (PMN) pada Garuda Indonesia sebesar Rp 7,5 triliun. Dengan tambahan modal tersebut, Garuda Indonesia dan anak usahanya Citilink bisa menambah armada pesawat dari 61 unit menjadi 120 unit hingga akhir 2022.