Bio Farma Sukses Luncurkan Vaksin, Saham Anak Usaha Malah Anjlok 50%
Holding farmasi milik negara, PT Bio Farma (Persero) telah menorehkan prestasi cemerlang dengan keberhasilannya memproduksi 'ramuan' pencegah Covid-19 dalam negeri bernama Vaksin IndoVac.
Namun, prestasi kinerja operasional induk usaha tak mampu mendongrak performa harga saham anak-anak usahanya. Terbukti, harga saham dua anak usaha Bio Farma, yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) anjlok hingga lebih dari 50% sejak awal tahun, atau dalam perhitungan year to date (YtD).
Berdasarkan data RTI, harga saham anak usaha Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) merosot 0,82% atau 10 poin ke level Rp 1.210 pada penutupan perdagangan Kamis (13/10) hari ini, dari level penutupan kemarin Rp 1.220.
Saham ditransaksikan dengan rentang harga Rp 1.200 - Rp 1.230 pada perdagangan hari ini. Volume yang diperdagangkan tercatat sebanyak 401.500 saham, dengan nilai transaksi Rp 484,9 juta, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 357 kali. Sampai saat ini, kapitalisasi pasar emiten berkode saham KAEF ini mencapai Rp 6,72 triliun.
Harga saham KAEF telah merosot empat hari berturut-turut. Secara persentase, harga menyusut 2,42% dalam kurun waktu sepekan terakhir. Nilainya anjlok 50,21% dalam perhitungan tahun kalender atau year to date (YtD).
Sementara itu, harga saham PT Indofarma Tbk ditutup stagnan di level Rp 955, sama dengan angka penutupan pada perdagangan kemarin. Saham sempat merosot ke level Rp 945 pada siang hari, tetapi berbalik kembali ke level awal.
Rentang harga saham saat perdagangan hari ini tercatat di level Rp 945-Rp 955. Adapun, volume saham yang diperdagangkan hari ini hanya sebanyak 92.700 saham, dengan nilai transaksi Rp 88,17 juta, dan frekuensi perdagangan sebanyak 61 kali. Kapitalisasi pasar Indofarma berada di angka Rp 2,96 triliun.
Harga saham turun 1,04% dalam sepekan dan anjlok 57,17% sejak awal tahun atau year to date (YtD).
Hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi meluncurkan sekaligus melakukan penyuntikan perdana Vaksin IndoVac yang diproduksi Bio Farma. Peluncuran dilakukan di Gedung Bio Farma, Bandung, Kamis (13/10).
Vaksin dengan nama IndoVac atau Indonesia Vaccine datang langsung dari orang nomor satu di Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, hal ini merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membangun ketahanan kesehatan nasional.
Erick mengatakan, IndoVac merupakan hasil kerja sama antara holding BUMN farmasi, Bio Farma, dengan dengan Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat (AS).
Bio Farma juga meneken kerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris ProFactor Pharma, di KBRI London, Inggris, pada akhir bulan lalu. Dalam kerja sama tersebut, Bio Farma akan mendapat hak eksklusif untuk pengembangan bersama produk darah Recombinant Factor VIII (ProFactor dan Bio Farma) secara global.
"Ini mirip dengan yang dilakukan hari ini kami kerja sama RND (Riset dan Pengembangan), tapi tentu lisensi dan mereknya punya kita. Kemarin kita menandatangani vaksin Hemofilia yaitu kekentalan darah," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10).
Menurut Erick, Indonesia menjadi ‘hub’ produksi untuk vaksin dunia. "ProFactor akan mendistribusikan ke Eropa dan Amerika, Indonesia untuk wilayah Asia, Afrika dan lain-lain. Ini contoh kerja sama yang kami terus dorong ke depan," lanjut Erick.