Dikira Bersaing, Blibli Ternyata Suntik Modal ke GoTo Rp 1,37 Triliun
Pengelola e-commerce Blibli, PT Global Digital Niaga Tbk ternyata telah menyuntikkan modal ke PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk senilai Rp 1,37 triliun. Tak hanya itu, entitas Grup Djarum ini juga telah mengantongi keuntungan investasi tercatat dari investasi saham GoTo.
Hal ini terungkap dalam prospektus rencana penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) yang diumumkan perusahaan pada Senin (17/10) hari ini.
"Pada 7 Maret 2018, perusahaan menyetorkan modal ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang sekarang berganti nama menjadi GoTo Gojek Tokopedia sebesar Rp 1,37 triliun dengan persentase kepemilikan 0,83%. Investasi ini dicatat dengan menggunakan nilai wajar," demikian tertulis dalam prospektus, Senin (17/10).
Saat penyelesaian laporan keuangan untuk kebutuhan penyusunan prospektus, nilai investasi saham di GoTo mendekati Rp 282 per saham, sehingga nilai investasi perusahaan di perusahaan gabungan perusahaan ride hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia itu tercatat mendekati Rp 2,68 triliun.
Dalam perkembangannya, akumulasi keuangan nilai wajar yang belum direalisasi dan diakui pada penghasilan komprehensif lain Blibli tercatat bertambah menjadi Rp 2,31 triliun. Terakhir, nilai investasi saham Blibli pada GoTo per 30 Juni 2022 tercatat melonjak menjadi Rp 3,68 triliun.
Seperti diketahui, Blibli akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal bulan depan melalui penawaran maksimal 17.771.205.900 saham atau setara 15% saham dengan harga penawaran awal Rp 410 sampai dengan Rp 460 per sahamnya. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini, perusahaan berpotensi meraup dana senilai Rp 8,17 triliun.
Aksi korporasi ini berpotensi menjadi penghimpunan dana terbesar kelima di pasar modal Tanah Air setelah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp 21,90 triliun, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) Rp 18,79 triliun, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp 13,73 triliun, dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) Rp 12,25 triliun.
Berdasarkan kinerja keuangan sampai dengan periode 30 Juni 2022, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 6,71 triliun, naik 123,77% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun. Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok Blibli juga meningkat 121,78% menjadi Rp 6,15 triliun dari sebelumnya Rp 2,77 triliun.
Selama enam bulan pertama, Blibli masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,48 triliun, naik signifikan dari periode semester pertama 2021 yang sebesar Rp 1,18 triliun.