Tower Bersama Realisasikan Buyback Saham Rp 882 Miliar
Emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah merealisasikan buyback atau pembelian kembali saham sebesar Rp 882,5 miliar.
Direktur Tower Bersama Infrastructure, Helmy Yusman Santoso, menyampaikan perseroan melakukan perpanjangan pembelian kembali saham dari 13 Oktober 2022 hingga 12 Januari 2023.
Dalam pembelian kembali saham, jumlah dana digunakan periode pertama senilai Rp 131,87 miliar, untuk periode kedua Rp 882,59 miliar. Jika diakumulasikan, total keseluruhan dana yang digunakan untuk aksi korporasi tersebut Rp 882,59 triliun.
"Pada periode pertama perseroan melakukan pembelian kembali saham 47,14 juta saham dengan harga pembelian Rp 2.797," katanya dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI, Kamis (19/1).
Sementara, untuk periode kedua, perseroan melakukan pembelian kembali saham 47,14 juta saham dengan harga pembelian Rp 2.334. Adapun presentase jumlah yang dibeli dari seluruh jumlah yang akan dibeli 54,25%.
Pada perdagangan hari ini, saham TBIG terpantau naik 2,39% ke level Rp 2.140 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 48,49 triliun.
Saham TBIG pembukaan perdagangan berada di level Rp 2.090 per saham. Bahkan sempat menyentuh harga tertingginya pada perdagangan hari ini Rp 2.160 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 13,75 juta dengan nilai transaksi Rp 29,30 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.806 kali.
TBIG mencatatkan laba bersih Rp 1,22 triliun sampai September 2022, atau naik 13,12% dibanding raihan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu, Rp 1,08 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih TBIG utamanya ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 7,89% menjadi Rp 4,92 triliun pada kuartal III 2022.
Sebelumnya, pendapatan perseroan tercatat senilai Rp 4,92 triliun sampai dengan September 2022. Pendapatan perseroan dikontribusi dari menara telekomunikasi Rp 4,89 triliun yang naik 7,43% per September 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,55 triliun.