Anak Usaha Grup Djarum, iForte Akuisisi 60% Saham Varnion
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum mengakuisisi sebanyak 60% saham PT Varnion Technology Semesta, penyedia layanan internet perhotelan. Akuisisi ini tepatnya dilakukan oleh PT Iforte Solusi Infotek, anak usaha Sarana Menara Nusantara.
Transaksi akuisisi mayoritas saham tersebut ditandai dengan penandatangan perjanjian jual beli bersyarat (conditional share purchase agreement/CSPA) oleh kedua pihak, yakni Iforte dan Varnion pada Senin (17/4).
Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Ghifari menjelaskan bahwa dalam transaksi ini, IForte bertindak sebagai pembeli yang akan mengambil alih 60% saham Varnion dengan mematuhi syarat dan ketentuan yang diatur dalam CSPA.
“Transaksi merupakan bukan transaksi benturan kepentingan bagi perseroan sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK No 42 tahun 2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan dan bukan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No.17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha," kata Adam dalam keterangan tertulis dikutip Selasa (18/4).
Dia menegaskan, informasi atau fakta material yang diungkapkan juga tidak berdampak material terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.
Sebagai informasi, Varnion merupakan perusahaan berbasis teknologi yang berdiri sejak tahun 2006. Perusahaan ini memiliki spesialisasi dalam penyediaan solusi internet, integrasi sistem, dan layanan outsourcing IT.
PT Sarana Menara Nusantara Tbk didirikan pada 2008 di Kudus, Jawa Tengah. Fokus utama bisnis Sarana Menara Nusantara adalah berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam pengoperasian lokasi-lokasi menara telekomunikasi untuk disewakan kepada perusahaan komunikasi nirkabel.
Sejak 2008, investasi utama TOWR adalah kepemilikan 99,99 persen saham di PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Lantaran, kegiatan usaha perseroan dijalankan sebagian besar oleh Protelindo, penjelasan bisnis perseroan akan difokuskan pada aset-aset dan kegiatan operasional yang dilakukan oleh Protelindo.
Didirikan pada 2003, Protelindo merupakan pemilik dan operator menara independen terdepan untuk perusahaan perusahaan komunikasi nirkabel di Indonesia.
Hingga September 2022, Protelindo telah memiliki dan mengoperasikan sekitar 29,708 lokasi menara telekomunikasi dengan lebih dari 55,029 penyewa di Indonesia, terutama di area Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua