Belanja Modal Bakal Ditambah, BUMN Minta BSI Benahi Keamanan Sistem
Kementerian BUMN bakal menambah belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mulai tahun depan. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penambahan belanja modal tersebut untuk meningkatkan keamanan sistem.
Meski begitu Tiko, sapaan Kartika, tidak memerinci berapa belanja modal yang akan dianggarkan. Dia menjelaskan bahwa BSI perlu menghitung ulang dana capex yang digunakan untuk melihat apa saja kekurangannya untuk investasi keamanan perseroan.
“Untuk security investment, itu lagi dihitung ulang karena masih banyak server-server lama yang bisa digantikan karena hasil mergernya kan belum tuntas. BSI baru merger 2 tahun,” ujar Tiko pada wartawan di Jakarta, Senin (5/6).
Tiko juga menjelaskan bahwa penambahan capex tersebut akan dimaksudkan untuk perombakan aplikasi mobile banking bank BSI. Seperti diketahui, pada Mei lalu para nasabah bank BSI tidak dapat menggunakan layanan perbankan digital lewat aplikasi BSI Mobile imbas serangan siber.
Nasabah mengeluh tidak bisa menggunakan layanan, seperti transfer, transaksi dengan kode respon cepat alias quick response (QR) code, dan mutasi rekening. “Setahun kedepan akan kami akan naikkan capex-nya agar kualitas mobile server-nya nanti akan ada mobile banking baru BSI yang setara dengan server Mandiri Livin,” kata Tiko.
Dalam kesempatan yang sama, Kementerian BUMN mengakui bahwa gangguan yang sebelumnya terjadi di BSI disebabkan oleh sistem keamanan siber yang masih lemah.
Tiko mengatakan bahwa, security parameter bank BSI belum mencapai level keamanan yang dimiliki bank Himbara lainnya seperti Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), sehingga dapat disusupi ransomware.
“Data yang bocor itu data yang di PC bukan data dari core banking jadi kami tidak terlalu responsive kepada datanya. Tapi kemarin kami tetap perhatikan terus apa ada data lanjutan yang dibocorkan,” kata mantan bos Bank Mandiri itu.
Sebagai informasi, untuk meningkatkan parameter keamanan BSI, Kementerian BUMN memberhentikan direktur teknologi informasi dan direktur manajemen risiko dari jabatannya.
Kemudian BUMN mengangkat Saladin D. Effendi sebagai Direktur IT yang sebelumnya menjabat Chief Information and Security Officer di Bank Mandiri, dan Direktur Manajemen Risiko BRIS kini dijabat oleh Grandhis yang sebelumnya menjabat Group Head Commercial Risk 1 di Bank Mandiri.