Laba Bayan Turun 25%, Low Tuck Kwong Tetap Orang Terkaya di Indonesia
Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membukukan penurunan laba bersih 25,4% pada semester pertama 2023 menjadi US$ 723,85 juta dibanding periode sama tahun sebelumnya US$ 970,75 juta.
Penurunan laba bersih tersebut menyebabkan nilai laba per saham dasar BYAN turun menjadi US$ 0,02 dari tahun sebelumnya US$ 0,03 per unit.
Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, perusahaan mengantongi kenaikan pendapatan 1,50% menjadi US$ 2,03 miliar hingga 30 Juni 2023. Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu, BYAN mencatatkan pendapatan US$ 2 miliar.
Pendapatan perseroan secara rinci didapatkan dari batu bara sebesar US$ 2,035 miliar dan non batu bara US$ 2,039 miliar.
Beban penjualan perseroan membengkak menjadi US$ 48,6 juta sepanjang semester pertama 2023. Per Juni 2022, tercatat US$ 27,5 juta atau meningkat 76,7%.
Dari sisi aset, perseroan mencatatkan US$ 2,7 miliar sepanjang enam bulan pertama 2023. Sedangkan per Desember 2023, aset tercatat US$ 3,9 miliar.
Sedangkan liabilitas semester pertama 2023 US$ 769 juta, sepanjang tahun 2022 liabilitas BYAN US$ 1,9 miliar. Ekuitas hingga akhir Juni tercatat US$ 1,97 miliar. Per Desember 2022 dicatatkan ekuitas US$ 1,99 miliar.
Kendati Bayan mencatatkan penurunan laba, pemiliknya, Dato' Low Tuck Kwong masih bercokol sebagai orang terkaya kedua di Indonesia dan ke-61 di seluruh dunia hingga Rabu ini (2/8).
Melansir Real Time Billionaires List Forbes, kekayaan Low Tuck Kwong turun 5,86% atau sekitar US$ 1,6 miliar menjadi US$ 26,1 miliar.
Low Tuck Kwong, tercatat menguasai 60,98% saham Bayan Resources. Hari ini, harga saham BYAN terpantau turun 3,87% menjadi Rp 18.650 setiap saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 621,67 triliun.