Bank Mandiri Salurkan Kredit Infrastruktur Rp 267,9 Triliun per Juni
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyalurkan kredit infrastruktur mencapai Rp 267,92 triliun per Juni 2023. Nilai tersebut tumbuh 7,96 % secara tahunan dari posisi Juni 2022 sebesar Rp 248,17 triliun.
Director Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan, upaya ini untuk mencapai visi Indonesia 2045, salah satunya untuk memenuhi pra sarana dasar, mendorong konektivitas dan pemerataan antar wilayah.
Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi. Kredit yang dikucurkan oleh Bank Mandiri termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api.
“Ini merupakan kiprah Bank Mandiri untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” kata Susana dalam keterangan resminya, Senin (18/9).
Penyaluran kredit infrastruktur bank pelat merah, paling banyak disalurkan untuk sub sektor transportasi yang melonjak 14,85%menjadi Rp 68,81 triliun per Juni 2023. Lalu tenaga listrik mengalami peningkatan 14,33% menjadi Rp 48,49 triliun.
Selanjutnya, kucuran kredit infrastruktur untuk pembangunan jalan tumbuh 12,54% menjadi Rp 47,01 triliun. Sementara untuk sub sektor telematika naik 8,53% menjadi Rp 30,61 triliun di paruh pertama 2023.
Susana menilai peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Dia mengatakan berdasarkan riset Bank Mandiri, belanja infrastruktur meningkat pada RAPBN 2024 sebesar Rp 422,7 triliun atau naik 5,8% dari outlook APBN 2023 Rp 399,6 triliun.
Sedangkan arah kebijakan infrastruktur 2024 akan difokuskan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan Ibu Kota Negara (IKN), serta mendukung sentra pertumbuhan baru.
“Oleh sebab itu, Bank Mandiri akan konsisten mendukung pembiayaan infrastruktur dari hulu ke hilir dengan expertise yang relatif komplit dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian,” kata Susana.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, menurutnya sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar.
“Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujar Andry.
Berdasarkan hasil riset tim ekonom Bank Mandiri, dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah sangat besar. Seperti pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan Bandara Bali Utara, Kawasan Pariwisata dan Industri. Semua proyek itu dengan total nilai Rp 430 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun.