Pendapatan Melesat 87%, Merdeka Copper Justru Berbalik Rugi Rp 367,8 M
Emiten tambang logam PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) mengumumkan kinerja keuangan per September 2023. Berdasarkan laporan keuangannya, Merdeka Copper mencatatkan rugi bersih senilai US$ 23,77 juta atau sebanyak Rp 367,86 miliar.
Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, MDKA masih bisa membukukan keuntungan US$ 69,19 juta atau Rp 1,07 triliun.
Rugi bersih ini berbanding terbalik dengan peningkatan pendapatan MDKA. Adapun pendapatan Merdeka Copper mampu melesat 87% menjadi US$ 1,17 miliar atau senilai Rp 18,10 triliun pada September 2023. Sedangkan pada periode yang sama sebelumnya, emiten ini hanya meraup pendapatan US$ 626 juta.
Apabila dirincikan, pendapatan emiten besutan Sandiaga Uno ini ditopang oleh penjualan emas, perak, katoda tembaga, hingga feronikel dan nickel matte kepada pelanggan ekspor pihak ketiga, yakni mencapai US$ 725,74 juta atau Rp 11,22 triliun.
Selain itu perseroan juga melakukan penjualan kepada pelanggan domestik senilai US$ 445,20 juta atau Rp 6,89 triliun dan kepada pihak berelasi senilai US$ 2,48 juta atau Rp 38,49 miliar per September 2023.
Adapun transaksi penjualan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari penjualan bersih yakni sebagai berikut :
- PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel senilai US$ 286,26 juta
- Precious Metals Global Markets (HSBC) senilai US$ 201,72 juta
- Golden Harbour Golden Harbour International senilai US$ 164,01 juta
- Eternal Tsingshan Group Eternal Tsingshan Group Limited sebesar US$ 141,95 juta
- Mitsui & Co Ltd senilai US$ 59,20 juta
- Hong Kong Rui Po Limited senilai US$ 45,48 juta
Lalu jumlah aset MDKA per 30 September 2023 naik sebanyak 21% sebesar US$ 4,69 miliar dibandingkan dengan laporan keuangannya pada 21 Desember 2022 senilai US$ 3,87 miliar. Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan dari pos aset tetap sebanyak US$ 462,08 juta, persediaan US$ 204,77 juta, piutang usaha US$ 100,07 juta, hingga aset eksplorasi dan evaluasi senilai US$ 45,72 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur Merdeka Copper Gold, David Thomas Fowler menyampaikan peningkatan signifikan atas aset tersebut disebabkan proses pembangunan pabrik Acid Iron Metal (AIM) di Morowali.
“Kenaikan produksi nikel dan sebagai dampak hasil akuisisi PT Huaneng Metal Industry oleh grup,” kata David dikutip Rabu (22/11).