Wamen BUMN Sebut Investor Baru IHC Akan Beli 30% Saham Awal 2024
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyatakan telah ada investor yang berdiskusi untuk menjadi pemegang saham baru PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation atau IHC. Menurutnya, investor tersebut berencana membeli sekitar 30% saham IHC.
Walau demikian, Wamen BUMN yang kerap disapa Tiko ini belum dapat mengumumkan siapa investor yang dimaksud. "Kami harapkan transaksi investasi tersebut dapat terjadi pada Januari 2024," kata Tiko di Gedung DPR, Senin (4/12).
Seperti diberitakan DInsights Katadata, perusahaan asal Hongkong, Swire Pacific Ltd, menargetkan menjadi investor dalam IHC. Total transaksi investasi tersebut ditaksir antara US$ 450 juta hingga US$ 640 juta.
IHC juga berencana melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia. Namun, rencana IPO Pertamedika IHC itu tidak akan dilakukan dalam jangka pendek.
“Rencana ke depan kami akan melakukan IPO (initial public offering) dan juga melakukan developing existing hospital,” kata Direktur Utama Pertamina Bina Medika, Mira Dyah Wahyuni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Rabu (12/7).
Mirah menargetkan IHC baru akan melantai di bursa pada 2027 atau 2028. Oleh karena itu, Mira akan membenahi keuangan dan sistem operasional sebelum melepas saham perusahaan di sektor kesehatan.
Holding rumah sakit (RS) BUMN tersebut akan membangun beberapa rumah sakit baru seperti RS Internasional Bali yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan, Sanur, Bali. Lalu RS Khusus Cancer UNPAD, RS Tipe C Balikpapan, dan RS Kenten di Sumatera Selatan.
“Bali International Hospital akan dibangun dengan 250 rawat inap, tempat tidur, dengan center of excellence. Saat ini sudah realisasi 36,30%. Rencana topping off di 28 Juli 2023. Insya Allah kami akan siap membuka dan selesai di bulan April 2024 untuk layanan rumah sakitnya. Tapi untuk radioterapi untuk kanker baru selesai di Agustus 2024,” jelas Mira.
Saat ini, Pertamedika IHC mengelola 75 rumah sakit. Sebanyak 36 rumah sakit di antaranya merupakan rumah sakit milik Pertamina, sementara 37 lainnya merupakan rumah sakit anggota dan kerja sama operasi (KSO).
Terkait kinerja keuangan, pada tahun 2022 Pertamedika IHC membukukan pendapatan Rp 4,9 triliun dengan laba bersih Rp 184,2 miliar. Sedangkan di tahun 2019, pendapatan Pertamedika IHC masih berkisar Rp 1,4 triliun dengan laba bersih Rp 45,3 miliar.
Capaian tersebut didukung oleh fasilitas 4.635 tempat tidur dengan bed occupancy ratio 62%. Serta jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 5,3 juta dan jumlah kunjungan rawat inap 32.142 di tahun 2022.