Kementerian BUMN Bantah Tarif Dinamis Whoosh karena Sepi Penumpang
Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN menepis kabar bahwa skema tarif dinamis Whoosh atau Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) karena sepi penumpang.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, skema tarif dinamis ditetapkan untuk periode normal. Menurut dia, ini wajar dilakukan setelah adanya periode peak season yakni puncak musim liburan pada akhir tahun hingga awal tahun baru.
"Kami melihat peminatnya banyak saat periode puncak. Saat bukan peak season, kami melihat dinamis," kata Arya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (30/1).
Menurut dia, naik turun jumlah penumpang Whoosh sangat normal terjadi. Hal ini juga terjadi pada moda transportasi lain seperti pesawat.
KCIC menerapkan skema tiket dinamis Whoosh mulai 3 Februari. General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menilai, skema ini memungkinkan penumpang mendapatkan tiket kereta cepat Whoosh dengan harga lebih hemat.
Fleksibilitas harga bisa didapatkan calon pengguna bila melakukan perjalanan pada periode tertentu. “Dimungkinkan dalam satu hari terdapat beberapa tarif yang berbeda untuk perjalanan Whoosh," kata Eva, Selasa (30/1).
Eva menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi penentuan tarif dinamis seperti jam sibuk, momen liburan hingga hari kerja atau akhir pekan. Tarif Whoosh akan naik saat jam sibuk. Begitu pun sebaliknya.