5 Fakta Capaian Kinerja Keuangan GOTO Tahun 2023, Simak

Syahrizal Sidik
20 Maret 2024, 15:54
5 Fakta Capaian Kinerja Keuangan GOTO Tahun 2023, Simak
Dokumentasi perseroan
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Button AI Summarize

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan laporan keuangan tahun 2023. Untuk pertama kalinya, perusahaan mulai membukukan indikator profitabilitas, yakni mencapai EBITDA yang disesuaikan Rp 77 miliar pada kuartal keempat tahun lalu.

Sepanjang tahun 2023, GOTO mencatatkan peningkatan pada pendapatan serta penurunan pada pos beban, terutama di beban operasional, beban insentif dan pemasaran. Meski demikian, perseroan mencatatkan kerugian yang cukup besar Rp 90,4 triliun tahun lalu karena penurunan nilai goodwill akibat divestasi Tokopedia.

“Capaian EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat 2023 adalah pencapaian penting yang membuktikan keberhasilan perseroan dalam mengupayakan efisiensi kegiatan operasional seluruh unit bisnisnya,” kata CEO GOTO Patrick Walujo, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/2).

Pada tahun ini perusahaan menetapkan pedoman EBITDA Grup yang disesuaikan impas untuk keseluruhan tahun buku 2024. 

Stockbit Sekuritas mengatakan GOTO mampu mencatatkan kinerja yang positif secara operasional walaupun ada kerugian atas goodwill. "Hal ini ditandai dengan berlanjutnya efisiensi biaya, sementara tren pemulihan pertumbuhan dapat dipertahankan," tulisnya dalam risetnya, Rabu (20/3). 

Berikut 5 fakta kinerja GOTO yang dirangkum dari laporan keuangan 2023: 

1. Pendapatan naik

GOTO mencatatkan pendapatan bruto Rp24,3 triliun selama 2023 lalu, meningkat 6% dari setahun sebelumnya yang tercatat Rp22,9 triliun. Sementara itu pendapatan bersih naik lebih tinggi lagi, yakni sebesar 30% secara yoy menjadi Rp14,8 triliun.

Dari sisi nilai transaksi bruto, pada tahun 2023 memang mengalami penurunan 1% menjadi Rp 606,5 triliun dari tahun 2022 yang senilai Rp 613,4 triliun lantaran perusahaan mulai melakukan efisiensi biaya promosi hingga insentif. 

Nilai transaksi berdasar segmen bisnis terangkum pada Databoks berikut:

2. Beban operasional terpangkas 40%

Pada periode yang sama, GOTO juga mencatatkan penurunan beban operasional. Beban pokok pendapatan turun 7% menjadi Rp5,1 triliun pada 2023. Lalu beban penjualan dan pemasaran turun 54,4% menjadi Rp6,4 triliun. Adapun total beban operasional turun 40% menjadi Rp25,1 triliun.

3. EBITDA yang disesuaikan positif di Q4

GOTO akhirnya mencapai salah satu target profitabilitasnya, yang tercermin pada pencapaian EBITDA yang disesuaikan Rp77 miliar pada kuartal IV-2023 lalu. Meskipun kecil, namun ini berbalik dari EBITDA yang disesuaikan kuartal IV-2022 yang minus Rp3,1 triliun

Sepanjang 2023, GOTO mencatatkan EBITDA yang disesuaikan minus Rp3,7 triliun, jauh lebih rendah dari setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp16,0 triliun.

EBITDA yang disesuaikan merupakan salah satu  parameter profitabilitas dari emiten startup yang dipandang dapat mencerminkan lebih akurat pendapatan yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasional bisnisnya. Pencapaian GOTO tersebut inline dengan prediksi sejumlah analis bahwa GOTO bisa mencapai level adjusted EBITDA positif tanpa harus membutuhkan suntikan modal lagi.

4. Arus kas untuk topang ekspansi 

Pada akhir 2023, GOTO mencatatkan kas dan setara kas senilai Rp27,4 triliun, turun 6% secara YOY. Rasio kas terhadap total aset tercatat 50,59%, meningkat sekitar 305 percentage point (ppts) dari setahun lalu yang tercatat 20,84%. Hal ini mencerminkan kas GOTO masih cukup kuat untuk menopang ekspansi ke depan. Apalagi perusahaan telah mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV lalu.

5. Kerugian akibat goodwill

GOTO mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp90,4 triliun pada kinerja keuangan 2023. Bila dibedah lagi, sebagian besar kerugian bukanlah karena operasional, namun pencatatan akuntansi pada pos goodwill.

Rugi operasional GOTO hanya Rp10,3 triliun, turun 66% dari setahun sebelumnya yang tercatat Rp30,3 triliun. Adapun kerugian penurunan nilai aset goodwill mencapai Rp78,8 triliun. Hal ini terjadi karena divestasi Tokopedia yang saat ini sudah terkonsolidasi pada Tiktok.

Goodwill merupakan aset tak berwujud yang terkait dengan pembelian satu perusahaan oleh perusahaan lain, yang biasanya diartikan sebagai selisih dari harga yang dibayarkan dengan nilai aset yang dibeli saat akuisisi. Nilai dari nama perusahaan, reputasi merek, basis pelanggan, layanan pelanggan yang baik, hubungan karyawan, dan teknologi merupakan aspek-aspek dari goodwill. Goodwill tidak berkaitan dengan kinerja operasional perusahaan dan lebih mencerminkan harapan jika investasi tersebut akan memberikan keuntungan di masa depan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...