Laba Telkom Melesat hingga 18%, Sahamnya Justru Merosot Ada Apa?
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2023. Laba bersih emiten telekomunikasi pelat merah itu naik 18,34% menjadi Rp 24,56 triliun sepanjang tahun 2023 atau year on year (yoy). Kenaikan laba bersih ini juga meningkatkan laba bersih per saham TLKM menjadi Rp 247,92 per saham, dari Rp 209,49 per saham.
Menilik kinerja sahamnya, meski laba dan pendapatan Telkom meningkat, namun sahamnya justru terkoreksi pada sesi satu awal pekan ini. Pada perdagangan Senin (25/3) pukul 11.20 WIB saham TLKM turun 3,85% atau 150 poin ke Rp 3.750 per lembar. Adapun selama sepekan terakhir saham TLKM sudah terkoreksi 5,78% dan setahun terakhir minus 7,86%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, nampaknya kejatuhan saham Telkom karena pendapatan yang ditorehkan dibawah estimasi konsensus para analis. Sementara secara teknikal, saham TLKM break support dekat di Rp 3.840 per saham.
"MACD dan Stochatic turun ke area negatif dan belum menunjukkan tren pembalikan arah," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (25/3).
Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi mengatakan, Telkom Indonesia mencatat laba bersih sebesar Rp 24,6 triliun atau 18,3% yoy pada 2023, hanya setara 95,5% dari estimasi konsensus. Pendapatan tumbuh 1,3% menjadi Rp 149,2 triliun, sementara beban usaha naik 2,8% sehingga margin laba usaha turun menjadi 30,2% dan laba usaha turun minus 1,9%. Adapun pertumbuhan laba bersih TLKM pada 2023 ditopang oleh penurunan kerugian atas investasi menjadi Rp 748 miliar versus 2022 yang rugi Rp 6,4 triliun.
Laba bersih 2023 yang di bawah estimasi konsensus disebabkan oleh hasil kuartal empat 2023 yang cukup rendah, mengingat hasil selama Sembilan bulan di 2023 telah memenuhi 79,4% dari laba bersih 2023.
Secara operasional, Telkom mencatat pertumbuhan average revenue per user (ARPU) sebesar 7,5% menjadi Rp 47.500, sementara jumlah pelanggan meningkat 1,6% menjadi 159,3 juta pengguna pada tahun 2023.
“Laba bersih TLKM selama 2023 setara dengan earning per share sebesar Rp 247,9 per saham. Dalam public expose pada November 2023, manajemen TLKM mengatakan akan membagikan dividen dengan payout ratio 60–80%, yang mengindikasikan dividen per saham sekitar Rp 149–198 per lembar berdasarkan laba bersih 2023,” ucapnya dalam riset, Senin (25/3).
Jumlah tersebut mencerminkan dividend yield sekitar 3,9–5,2% berdasarkan harga saham TLKM per penutupan sesi I Senin (25/3).
Menurut info memo, Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp 149,2 triliun, naik 1,30% dari tahun 2022. “Dengan fokus pada transformasi dan implementasi strategi utama 5 Bold Moves, Alhamdulillah Telkom tetap mampu mencatat kinerja positif baik keuangan maupun operasional. Tentunya hal ini tidak mudah, di tengah tantangan yang ada seperti persaingan bisnis, jangkauan infrastruktur, regulasi, hingga kebutuhan akan partnership dan investasi,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam keterangan resmi, Senin (25/3).
Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh pendapatan data, internet dan layanan IT yang tumbuh 6,5% secara tahunan menjadi Rp 87,4 triliun. Layanan Indihome dan interkoneksi juga tumbuh masing-masing 2,7% menjadi Rp 28,8 triliun, dan 7% menjadi Rp 9,1 triliun pada 2023.
Sementara kanal pendapatan lain Telkom yakni pendapatan SMS, Fixed and Cellular Voice turun 30,3% secara tahunan menjadi Rp 12,5 triliun. Sedangkan pendapatan dari jaringan dan layanan telekomunikasi lainnya naik 5,9% ke Rp 11,5 triliun pada tahun 2023, yang didorong oleh pendapatan sewa menara.
Lebih lanjut pada segmen Mobile dan Consumer, Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatatkan kinerja positif mencapai Rp 102,4 triliun. Pencapaian tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan Digital Business hingga 7,6% yoy menjadi Rp 78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0% dari tahun sebelumnya 81,9%. Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023.
Implementasi Fixed Mobile Covergence yang ditandai dengan penggabungan usaha IndiHome ke Telkomsel juga mulai menunjukkan sinyal positif.
Pada segmen Enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp 18,2 triliun yang dikontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity. Selanjutnya, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp 16,9 triliun atau tumbuh 9,6% dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Pada bisnis data center, TelkomGroup memiliki dan mengelola 32 data center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi hingga 70%. Mayoritas data center tersebut memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. Sepanjang 2023, bisnis data center dan cloud perseroan membukukan pendapatan Rp 1,9 triliun atau tumbuh 14,8% yoy.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang dan pertumbuhan double digit pada pendapatan, EBITDA, dan laba bersih. Mitratel mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2% didorong oleh pendapatan sewa menara. Mitratel merupakan tower provider terbesar di Asia Tenggara dari sisi kepemilikan tower yang memiliki 38.014 tower dengan tenancy ratio yang meningkat cukup baik dari 1,47 kali di 2022 menjadi 1,51 kali pada akhir 2023.
Adapun total beban Telkom turun sepanjang tahun 2023 menjadi Rp 104,8 triliun, turun 2,7% dari akhir 2022 lalu. Telkom tercatat memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 29 triliun, turun dari akhir 2022.
Di sisi lain jumlah aset Telkom naik menjadi Rp 287,04 triliun di akhir 2023, dari Rp 275,19 triliun di akhir 2022. Jumlah liabilitas juga tercatat naik menjadi Rp 130,4 triliun pada 2023, dari Rp 125,9 triliun pada 2022. Begitupun dengan ekuitas TLKM yang naik menjadi Rp 156,5 triliun di akhir 2023, dari Rp 149,2 triliun di akhir tahun sebelumnya.
Sepanjang 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp 33 triliun atau 22,1% dari total pendapatan. Belanja modal ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
“Telkom terus berupaya untuk melanjutkan langkah transformasi sekaligus berinvestasi memperkuat lini usaha digital connectivity, digital platform, dan digital services. Telkom juga memiliki sumber daya yang memadai untuk membantu masyarakat Indonesia meningkatkan literasi dan keterampilan digital sebagai salah satu modal utama bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju,” ungkap Ririek.