Produksi PT Timah Turun dalam Tiga Tahun, karena Tambang Ilegal?
Produksi PT Timah terus menurun dalam tiga tahu terakhir. Direktur Utama PT Timah Ahmad Dani Virsal mengatakan, ini bukan hanya karena penambangan ilegal.
Ahmad menyebutkan, ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan produksi PT Timah. “Kami mengelompokkan menjadi masalah sosial, social license to operate, metode dan cara penambangan,” kata dia saat ditemui di Gedung DPR, Senayan pada Selasa (2/4).
“Banyak faktornya secara teknis,” Ahmad menambahkan.
Ketika dikaitkan dengan keberadaan penambang liar, Ahmad mengatakan ini tidak sepenuhnya benar. “Bukan hanya tambang ilegal, tapi seluruh,” katanya.
“Bagaimana melakukan, bukan hanya menghasilkan produksi yang dilakukan oleh tambang ilegal, tapi bagaimana flow of business. Pertimahan itu sendiri harus disesuaikan dengan regulasi atau aturan yang ada,” Ahmad menambahkan.
Rincian penurunan produksi dan penjualan PT Timah sepanjang tahun lalu sebagai berikut:
- Produksi bijih timah turun 26% menjadi 14.855 ton
- Produksi logam timah turun 23% menjadi 15.340 metrik ton
- Penjualan logam timah turun 31% menjadi 14.385 metrik ton
Ahmad menyampaikan, penurunan terjadi sejak 2021.
Meski begitu, ia optimistis jumlah produksi mineral timah naik tahun ini. “Kami sedang berupaya memperbaiki tata kelola di internal, baik kerja sama, membentuk kemitraan, lokasi, penyiapan segala teknis, metode, dan peralatan,” kata Ahmad.
Ia menyebutkan bahwa produksi timah pada triwulan satu mencatatkan hasil positif. “Triwulan kedua juga akan lebih baik lagi,” ujar dia.
PT Timah menargetkan produksi logam timah sekitar 30 ribu metrik ton tahun ini.