Rating Obligasi Waskita Karya Naik dari Gagal Bayar jadi idB, Kenapa?

Patricia Yashinta Desy Abigail
18 April 2024, 15:13
Rating Obligasi Waskita Karya Naik dari Gagal Bayar jadi idB, Kenapa?
Katadata
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo buka suara soal dinaikannya peringkat surat utang PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menjadi idB dari sebelumnya idD atau default pada kuartal pertama 2024 ini.

Pefindo menaikkan dua peringkat dua BUMN, yakni Angkasa Pura I dengan kenaikan peringkat di idAAA dari sebelumnya idAA+. Yang juga menarik perhatian adalah Waskita Karya dengan kenaikan peringkat menjadi idB. Perlu digarisbawahi, kenaikan peringkat tersebut berlaku hanya untuk Obligasi Berkelanjutan Tahap II 2018. Lalu Obligasi Berkelanjutan Tahap III 2028 dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I 2020.

Rating Analyst Pefindo Agung Iskandar menjelaskan alasan kenaikan rating itu karena ada surat utang Waskita yang digaransi pemerintah. "Jadi, memang rating Waskita agak bervariasi, tetapi untuk tiga surat utang ini kami upgrade,” kata Iskandar, Kamis (18/4/2024).

Alasan kedua, kata Iskandar, Waskita meraih persetujuan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) untuk skema penyelesaian pokok dan bunga obligasi nonpenjaminan. "Tapi surat utang yang belum mendapatkan persetujuan masih kami sematkan di default,” tuturnya.

Agung Iskandar menambahkan saat ini hanya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang sebagian surat utangnya memiliki status idD dari sektor konstruksi pelat merah.

Sebab, fundament Waskita Karya saat ini lemah. Perusahaan konstruksi pelat merah ini menyumbang sekitar 80% pendapatan pada tahun 2023 untuk penyediaan pekerjaan konstruksi. Bisnis lainnya meliputi beton pracetak, fabrikasi baja, jalan tol, properti, dan energi. 

Sementara untuk Wijaya Karya belum mendapat persetujuan perpanjangan tenor dan maturity dari penerbitan sukuknya. "Tapi memang kami belum melihat potensi default lagi untuk perusahaan lain untuk di sektor BUMN," katanya. 

Pada tahun ini, Pefindo mencatat perusahaaan swasta paling banyak memberikan mandat penerbitan obligasi korporasi. Rinciannya untuk swasta jumlah perusahaan 29 dengan rencana penerbitan surat utang Rp 30,22 triliun. Sementara untuk BUMN dan anak prusahaannya yakni BUMD yaitu ada 19 perusahaan dengan rencana penerbitan surat utang dengan total Rp 22,94 triliun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...