Penjualan Mobil Lesu, Simak Prospek Saham ASII dari Stockbit dan Mirae

Nur Hana Putri Nabila
14 Mei 2024, 13:21
Ilustrasi penjualan mobil ASII
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/nz
PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan penjualan mobil perusahaan pada April 2024 mencapai 26.908 unit atau setara dengan pangsa pasar sebesar 55% dari pasar otomotif di Indonesia.
Button AI Summarize

Penjualan wholesales mobil di Indonesia pada April 2024 mencapai 48.637 unit atau turun sebesar 34,8% dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan turun 17,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan penjualan mobil perusahaan pada April 2024 mencapai 26.908 unit atau setara dengan pangsa pasar sebesar 55% dari pasar otomotif di Indonesia. 

Menurut tim riset Stockbit Sekuritas, angka penjualan wholesales mobil ASII turun sebanyak 26.531 unit atau turun 34,2% MoM dan 23,4% secara YoY.  Penurunan tajam penjualan mobil terutama disebabkan oleh penurunan penjualan merek besar, yaitu Toyota.

Penjualan Toyota turun sebesar 29,3% MoM dan 30,3% YoY. Di samping itu, penjualan merek mobil non-Astra pada bulan tersebut mencapai 22.106 unit atau anjlok 35,5% MoM dan 8,9% YoY. Stockbit Sekuritas menilai penurunan signifikan ini dipicu oleh penurunan penjualan Mitsubishi sebesar 47,6% MoM dan 52,7% YoY.

Dari sisi pangsa pasar atau market share pada April, Astra International (ASII) mengalami penurunan pangsa pasar menjadi 55%, dibandingkan dengan 58,8% pada April 2023. Pangsa pasar Toyota menurun ke level 31,2%, dibandingkan dengan 37% pada April 2023.

Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto berharap industri otomotif tetap dapat bertumbuh sepanjang tahun ini di tengah beragam tantangan ekonomi yang dihadapi.

"Astra akan senantiasa mendukung industri otomotif tanah air dengan mengembangkan ragam pilihan kendaraan yang dapat berkontribusi positif bagi penjualan mobil nasional,” ujar  Boy Kelana Soebroto dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (14/5).

Sementara itu, Daihatsu mengalami peningkatan pangsa pasar menjadi 19,5% dari sebelumnya 18,3% pada April 2023. Di sisi lain, merek mobil non-Astra seperti Honda dan Suzuki mengalami peningkatan pangsa pasar masing-masing ke level 9,5% dan 10,3%, dibandingkan dengan 8,4% dan 7,9% pada April 2023.

“Secara kumulatif selama empat bulan pertama di 2024, penjualan wholesales mobil di Indonesia hanya mencapai 263.706 unit atau turun 22,6% yoy,” tulis Team Research Stockbit Sekuritas dalam risetnya, Selasa (14/5). 

Meskipun terpengaruh efek Lebaran, realisasi penjualan mobil pada April 2024 masih menunjukkan lemahnya penjualan mobil dibandingkan dengan periode lebaran sejak 2021. Sementara itu, target penjualan untuk 2024 dari asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berada di angka 1,1 juta unit. Stockbit Sekuritas menilai target ini akan semakin sulit untuk dicapai mengingat realisasi penjualan mobil hingga April 2024 baru mencapai 24% dari target sepanjang tahun 2024.

Tak hanya itu, sentimen negatif dari lemahnya penjualan otomotif, yang turun sekitar 20% YoY, diperkirakan akan terus membayangi pergerakan harga saham emiten otomotif. Misalnya Astra International (ASII), Astra Otoparts (AUTO), dan Dharma Polimetal (DRMA), yang semuanya mengalami pelemahan sejak awal tahun.

“Kami menilai dibutuhkan tanda-tanda bottoming pada angka penjualan mobil (misal: dari -20% YoY menjadi mendekati -10% YoY) untuk melihat pemulihan pada harga saham,” lanjutnya.  Pada perdagangan saham sesi I Selasa (14/5), harga saham ASII turun 8,97% ke level Rp 4.620 per saham.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli mengatakan saat ini daya beli masyarakat tengah tertekan akibat kenaikan suku bunga. Hal ini mengurangi jumlah uang beredar dan menyebabkan kenaikan harga. 

Namun, ia memprediksi industri otomotif yang saat ini kurang kondusif akan membaik pada kuartal IV 2024. Perbaikan ini diharapkan terjadi seiring dengan potensi peningkatan daya beli masyarakat dan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia.

Prediksi Christopher menggunakan asumsi bahwa suku bunga The Fed di AS akan turun pada September dan akan diikuti oleh penurunan suku bunga acuan BI Rate sebanyak dua kali pada kuartal IV 2024. Selama nilai tukar rupiah tetap stabil, ia optimistis daya beli masyarakat dan penjualan kendaraan akan membaik pada akhir tahun ini. 

“Kami berharap ada pemulihan di akhir tahun seiring potensi turunnya suku bunga acuan,” ujar Christopher dalam Media Day: May 2024 by Mirae Asset bertajuk Automotive and Pre-Owned Cars in 2024 to Drive the Economy, Senin (6/5).

Meskipun ada kemungkinan perbaikan pada kuartal IV 2024, Christopher memprediksi bahwa kinerja industri otomotif sepanjang 2024 tidak akan sebaik tahun lalu. Penjualan mobil baru sepanjang tahun ini diperkirakan hanya mencapai 900.000 unit, di bawah prediksi Gaikindo yang sebesar 1,1 juta unit.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...