BTN Bocorkan Perkembangan Spin Off Unit Syariah, Tuntas Kuartal I 2025

Nur Hana Putri Nabila
26 Juli 2024, 12:37
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan spin off unit usaha syariahnya dapat dituntaskan pada kuartal pertama 2025.
Katadata/Lona Olavia
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau BTN menargetkan spin off unit usaha syariahnya dapat dituntaskan pada kuartal pertama 2025.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengungkapkan progres terbaru terkait rencana pemisahan usaha atau spin off unit usaha syariah BTN, yakni BTN Syariah.  Pemisahan BTN Syariah dari induknya ditargetkan tuntas pada kuartal I 2025 setelah BTN mengakuisisi satu bank syariah yang bakal dimerger dengan unit usahanya tersebut. 

Kepala Analis Stockbit Sekuritas Rahmanto Tyas mengatakan, dalam analyst meeting BTN semester I 2024, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu berharap BBTN dapat menyelesaikan perjanjian pembelian saham bersyarat (CSPA) bank yang diincar sebelum pelantikan presiden baru atau sebelum Oktober 2024.

Manajemen BTN menyatakan bahwa bank tersebut tengah melakukan due diligence terhadap sebuah bank syariah yang tidak diungkapkan namanya. Manajemen BTN yakin perusahaan dapat menyelesaikan kesepakatan tersebut. Saat ini BTN tengah dalam tahap negosiasi mengenai syarat dan valuasi dari perusahaan yang menjadi target akuisisinya. 

Meskipun nama bank syariah tersebut dirahasiakan, Stockbit Sekuritas memperkirakan bahwa bank tersebut adalah PT Bank Victoria Syariah, entitas yang dimiliki 80,2% oleh Victoria Investama (VICO) dan 19,8% oleh Bank Victoria International (BVIC).

Setelah menyelesaikan CSPA dengan pemegang saham bank yang diincar, BTN akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk persetujuan akuisisi dan spin off ini.

“Selain itu, mereka berharap BTN Syariah pada kuartal I 2025 sudah dapat spin–off ke entitas yang baru diakuisisi tersebut,” tulis Rahmanto dalam riset Stockbit Sekuritas, Jumat (26/7). 

Setelah spin off, kata Rahmanto, manajemen BTN menargetkan BTN Syariah dapat menjadi bank syariah terbesar kedua di Indonesia. Saat ini bank syariah terbesar di Indonesia adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dengan aset Rp 355,25 triliun per Mei 2024. Sementara itu, bank syariah nomor dua di Indonesia saat ini adalah PT Bank Muamalat Tbk dengan aset sebesar Rp 64,93 triliun per Maret 2024.  Adapun BTN Syariah hingga Juni 2024 memiliki aset sebesar Rp 56 triliun. 

BTN juga mencatat bahwa pertumbuhan deposito di BTN Syariah akan semakin cepat karena ada minat dari organisasi masyarakat Islam dan individu yang menjalankan ekonomi syariah untuk menempatkan dananya di BTN Syariah. Namun, hal tersebut menunggu proses spin-off BTN Syariah menjadi bank umum syariah (BUS).

Batal Akuisisi Bank Muamalat

Sebelumnya, Nixon menjelaskan ada berbagai alasan BTN tidak meneruskan proses akuisisi Bank Muamalat. Namun, ia tidak menyebutkan secara detail alasan BTN membatalkan akuisisi tersebut. Yang jelas, Nixon yakin keputusan ini merupakan keputusan yang tepat.  

"Kami (BTN dan Bank Muamalat), tetap harus menjaga kesepakatan untuk menjaga (kerahasiaan)," tuturnya di Gedung DPR, Senin (8/7). 

Sebelumnya, sumber Katadata.co.id menyebut akuisisi ini gagal karena hasil atas uji tuntas atau due diligence Bank Muamalat kurang baik. Alhasil, BTN memutuskan mundur dan tidak melanjutkan rencana mencaplok bank syariah tersebut.  

Saat dikonfirmasi awak media mengenai kabar ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku belum mendapatkan kabar dari hasil due diligence Bank Muamalat. 

"Intinya kami ingin terus menciptakan pasar syariah atau ekonomi syariah yang seimbang," kata Erick di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat (7/6).

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...