Strategi Kalbe Farma (KLBF) Hadapi Pelemahan Rupiah

Nur Hana Putri Nabila
19 Desember 2024, 15:24
Anak usaha emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), yaitu PT Forsta Kalmedic Global memproduksi alat kesehatan (alkes) dialyzer lokal demi mendukung perawatan pasien ginjal di Indonesia.
Nur Hana Putri Nabila/Katadata
Anak usaha emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), yaitu PT Forsta Kalmedic Global memproduksi alat kesehatan (alkes) dialyzer lokal demi mendukung perawatan pasien ginjal di Indonesia.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mengungkap strategi untuk mengatasi tekanan pelemahan rupiah terhadap bisnis obat-obatan. Hal tersebut dilakuakan karena 95% bahan baku yang digunakan KLBF untuk mengolah obat merupakan produk impor.

Direktur Kalbe Farma, Kartika Setiabudy menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada bisnis obat-obatan. Mengingat saat ini rupiah berada di atas Rp 16.000 per dolar AS. Sementara ketergantungan bisnis obat terhadap impor bahan baku tinggi.

"Karena kalau dilihat dari total bahan baku kami, sekitar 90%-95% masih harus impor dari Cina, India, Eropa, dan New Zealand," kata Kartika dalam acara Media Plant Visit Kalbe Farma, Rabu (18/12).

Tak hanya itu, Kartika juga mengatakan dalam jangka pendek, Kalbe mengambil langkah untuk mengatasi dampak pelemahan rupiah dengan menyusun anggaran berdasarkan kurs tertentu.

Ia mengatakan perusahaan juga menyiapkan dana cadangan dalam mata uang asing untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar. Ia berharap margin perusahaan tetap stabil karena harga bahan baku juga stabil dan rantai pasokan global akan lebih baik.

Kalbe Farma Produksi Dialyzer Lokal

Anak usaha emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), yaitu PT Forsta Kalmedic Global memproduksi alat kesehatan (alkes) dialyzer lokal demi mendukung perawatan pasien ginjal di Indonesia.

Direktur Kalbe Farma Kartika Setiabudy menjelaskan, Dialyzer adalah tabung membran berpori-pori, yang dibuat dari bahan khusus yang memungkinkan cairan tubuh dan limbah metabolisme dari tubuh untuk secara mudah melewatinya, alat ini merupakan fasilitas penting dalam prosedur hemodialisis atau cuci darah.

Kalbe telah membangun fasilitas produksi untuk dialyzer dengan merek pertama yang terdaftar, yaitu RenaCare, yang didistribusikan oleh PT Renalmed Tiara Utama. Kartika mengatakan, Forsta juga menjadi pelopor di Indonesia dan perusahaan kedua di kawasan ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer.

Kartika menyebut selain mendorong pengembangan sektor prioritas, inisiatif ini juga berkontribusi pada peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk alat kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik, termasuk untuk pengadaan pemerintah.

“Memang kita bicara mengenai bagaimana kemampuan kita antisipasi dengan mengurangi ketergantungan impor, salah satunya di alat kesehatan,” ucapnya.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...