ENRG Ekspansi Lapangan Gas Baru, Sahamnya Bakal Tembus Level 2.000?

Karunia Putri
17 Desember 2025, 07:21
migas, enrg, energi mega persada
Energi Mega Persada
Malacca Strait PSC-Energi Mega Persada
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Prospek pertumbuhan bisnis PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) kian menjadi perhatian seiring penemuan sumur gas baru di Sulawesi Selatan serta ekspansi operasional Lapangan gas Bentu di Riau. Dua aset tersebut menjadi tulang punggung penopang bisnis perseroan ke depan.

Melihat prospek tersebut, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli (buy) untuk saham ENRG dan menaikkan target harga menjadi Rp 2.300 dari sebelumnya Rp 650.

Target harga ini mencerminkan potensi kenaikan sekitar 63% dari posisi harga saham saat ini. Selain itu, Samuel Sekuritas juga menaikkan proyeksi laba bersih ENRG pada 2027 sebesar 54,1%. 

Dalam risetnya, Samuel Sekuritas menyebut kenaikan target harga tersebut didorong oleh dua faktor utama, yakni penemuan sumur eksplorasi baru di wilayah PSC Sengkang, Sulawesi Selatan, serta ekspansi besar-besaran di PSC Bentu, Riau yang menopang pertumbuhan jangka panjang perseroan.

“Selain itu, potensi masuknya ENRG ke dalam indeks MSCI Big Cap juga dinilai dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan harga saham,” tulis Samuel Sekuritas dalam risetnya dikutip Rabu (17/12).

Sebelumnya, tim riset Samuel Sekuritas melawat ke lapangan migas terbesar ENRG, yaitu Lapangan Bentu di Pekanbaru. Tim meninjau sejumlah fasilitas utama, seperti Segat Gas Plant 1 dan 2, lokasi pengeboran sumur North Segat 16, Booster Compressor di Segat Gas Plant, serta pembangunan fasilitas pengolahan kondensat North Segat Deep. Broker tersebut mengatakan, seluruh fasilitas itu merupakan bagian dari strategi pertumbuhan ENRG.

Selain Bentu, ENRG juga mengembangkan fasilitas lain, termasuk Lapangan CEN dan North Segat Condensate Plant. Samuel Sekuritas mengatakan, pengembangan ini ditujukan tidak hanya untuk ekspansi jangka panjang, tetapi juga untuk meningkatkan produksi gas dalam jangka pendek. 

“Produksi gas ENRG diproyeksikan meningkat menjadi 86–90 MMscfd pada 2026, dari sekitar 78 MMscfd saat ini, seiring berlanjutnya aktivitas pengeboran,” demikian keterangan tim riset Samuel Sekuritas.

Penemuan Sumur Eksplorasi Baru di Sengkang

ENRG juga memiliki aset migas yang baru ditemukan di Formasi Tacipi melalui sumur eksplorasi East Walanga (EWL-1) yang berada di wilayah PSC Sengkang, Sulawesi Selatan. Penemuan ini memiliki potensi aliran gas maksimum atau Absolute Open Flow (AOF) sebesar 120 MMSCFD pada 2027.

Saat ini, sumur tersebut telah menunjukkan kemampuan produksi di kisaran 25–36 MMSCFD. Namun, tingkat produksi final akan ditetapkan bersama SKK Migas dalam proses persetujuan rencana pengembangan atau Plan of Development (POD).

Mulai 2026, ENRG akan melakukan pengeboran lanjutan untuk menilai potensi lapangan secara menyeluruh. Kegiatan ini berpotensi meningkatkan cadangan gas dari sekitar 0,2 TCF menjadi 0,5 TCF atau lebih.

Untuk pengembangan Lapangan Gas East Walanga di Sengkang, ENRG berencana mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar US$ 30 juta pada 2026–2027. Dana tersebut akan digunakan untuk pengeboran satu sumur appraisal dan tiga sumur pengembangan. 

Selain itu, sekitar US$ 10 juta disiapkan untuk pembangunan jaringan pipa yang menghubungkan lapangan gas dengan fasilitas pengolahan di Walanga. 

“Penemuan gas ini diperkirakan akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan ENRG dan meningkatkan nilai bagi pemegang saham,” tulis tim dari Samuel Sekuritas.

Penerbitan Obligasi hingga Rp 4 Triliun

Sementara itu, untuk mendukung kebutuhan ekspansi, ENRG juga menyiapkan penerbitan obligasi secara bertahap dengan total nilai hingga Rp 4 triliun. Tahap awal dilakukan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi I Tahap I Tahun 2025 senilai Rp 500 miliar.

Obligasi tersebut terdiri atas Seri A dengan tenor 1 tahun, Seri B dengan tenor 3 tahun, dan Seri C dengan tenor 5 tahun. Seluruh seri obligasi telah memperoleh peringkat idA+ dari Pefindo.

Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pelunasan pokok dan bunga pinjaman kepada KCS1 Pte. Ltd, pemberian pinjaman antarperusahaan kepada PT Bangun Sarana Samudra Laut (BSSL) guna memenuhi kewajiban kepada Bank Mandiri, serta untuk kebutuhan modal kerja.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...