Rupiah Diramal Melemah Tertekan Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Asia

Agatha Olivia Victoria
18 Februari 2020, 09:02
rupiah, dolar, nilai tukar, wabah virus corona, perlambatan ekonomi asia
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Rupiah dibuka menguat 0,04% ke level Rp 13.655 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,04% ke level Rp 13.655 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini, Selasa (18/2). Namun, rupiah berpotensi melemah akibat kekhawatiran pasar akan perlambatan ekonomi Asia.

Sejumlah mata uang Asia turut menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, rupee India memimpin penguatan pagi ini sebesar 0,11%, disusul yen Jepang 0,10%, yuan Tiongkok 0,08%, dolar Taiwan 0,04%, serta dolar Hong Kong satu poin.

 (Baca: Ekspor Merosot, Mendag Tuding Biang Keladinya Wabah Corona Tiongkok)

Sementara itu, mata uang Asia lainnya melemah. Dolar Singapura turun 0,1%, won Korea Selatan 0,26%, peso Filipina 0,06%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,07%.

Vice President Monex Investindo Futures Ariston jendra memperkirakan, rupiah berpotensi bergerak melemah hari ini. "Pasar Asia pagi ini khawatir akan perlambatan ekonomi akibat virus corona," ucap Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (18/2).

(Baca: Neraca Dagang Januari Defisit, Rupiah Justru Paling Kuat se-Asia)

Akibatnya, investor akan  beralih ke aset aman. Harga emas yang merupakan golongan aset safe haven juga terlihat menguat ke area US$1587 per ons pagi ini, naik 0,37% dibandingkan penutupan kemarin.

Selain itu, pelemahan rupiah hari ini akan mengikuti pelemahan indeks saham Dow Jones. Dow Jones Industrial Average tadi malam ditutup turun 0,09%, sementara Nasdaq Composite dan S&P 500 Index naik masing-masing 0,2% dan 0,18%.

"Rupiah berpotensi berada di kisaran Rp 13.650 - 13.720 per dolar AS," kata dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...