Ekonomi 2019 Masih Tumbuh 5%, Rupiah Menguat ke 13.690 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini, Rabu (5/2) menguat 0,18% ke level Rp 13.690 per dolar AS.  Penguatan rupiah antara lain ditopang data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 sebesar 5,02% yang dirilis BPS hari ini.

Sejumlah mata uang Asia turut menguat terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Taiwan 0,25%, rupee India 0,06%, yuan Tiongkok 0,17%, dan baht Thailand 0,05%.

Sedangkan mata uang Asia lainnya melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang turun 0,1%, dolar Singapura 0,74%, won Korea Selatan 0,31%, peso Filipina 0,11%, dan ringgit Malaysia 0,26%.

(Baca: Makin Melambat, Ekonomi RI Kuartal IV 2019 Hanya Tumbuh 4,97%)

Adapun pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate atau JISDOR, rupiah berada di posisi Rp 13.717 per dolar AS, menguat 43 poin.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada 2019 memang melambat dibandingkan 2018 yang mencapai 5,17%. Namun, capaian tersebut dinilai cukup baik di tengah ketidakpastian global sat ini. 

"Terutama di tengah ekonomi global bergejolak akibat perang dagnag dan Brexit, serta peningkatan ketegangan di Timur Tengah," ujar Ibrahim kepada Katadata.co.id, Rabu (5/2).

(Baca: Sumber Masalah Global yang Ancam Ekonomi Indonesia 2020)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga lebih baik dibandingkan negara Asia lainnya. Hal tersebut, menurut Ibrahim, membuktikan bahwa strategi bauran kebijakan pemerintah dan BI cukup efektif. 

Selain dari eksternal, rupiah pada perdagangan hari ini turut dipengaruhi sejumlah sentimen global. Dampak virus corona serta perkembangan Brexit masih menjadi perhatian utama investor. 

Dalam perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan rupiah menguat. Rupiah akan bergerak di rentang level Rp 13.675 - 13.750 per dolar AS.