Moody's Tetapkan Peringkat Surat Utang RI Stabil, Rupiah Menguat 0,33%
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, Kamis (9/1) menguat 0,33% ke level Rp 13.854 per US$. Salah satu sentimen yang mendorong penguatan mata uang Garuda yaitu rilis peringkat surat utang Indonesia oleh Moody's.
Selain rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga turut menguat. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong menguat 0,06% terhadap dolar AS, dolar Taiwan menguat 0,28%, won Korea Selatan 1%, peso Filipina 0,31%, rupee India 0,32%, yuan Tiongkok 0,17%, ringgit Malaysia 0,23%, dan baht Thailand 0,25%.
Sementara, yen Jepang, dan dolar Singapura terlihat melemah. Masing-masing turun 0,23% dan 0,01%. Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, mata uang Garuda naik74 poin ke level Rp 13.860 per dolar AS hari ini.
"Dengan kondisi ekonomi global yang masih tak menentu, lembaga pemeringkat internasional memberi peringkat stabil atau Baa2 untuk surat utang Indonesia," ujar Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim, kepada Katadata.co.id, Kamis (9/1).
Trump "Melunak" Lawan Iran, Rupiah Menguat ke Rp 13.853 per Dolar AS
Dia menambahkan, peringkat stabil yang diberikan Moody's Investors Service ini menunjukkan kualitas surat utang Indonesia tidak mengalami perbaikan dari sebelumnya, namun tidak mengalami penurunan.
Mengutip laman resmi Moody's, pemberian peringkat Baa2 untuk surat utang Indonesia didukung oleh penekanan kebijakan pada stabilitas ekonomi makro dalam negeri seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan ketahanan terhadap goncangan ekonomi global.
Menurut Moody's, baiknya profil kredit pemerintah saat ini didukung oleh defisit fiskal dan rasio utang pemerintah yang rendah. "Besarnya perekonomian Indonesia yang sehat dan prospek pertumbuhan ekonomi yang stabil menjadi pendukung peringkat surat utang," tulis laporan Moody's.
Meski begitu, pertimbangan sosial memberikan pengaruh terbatas pada profil kredit Indonesia. Kualitas dan pengeluaran untuk pendidikan Indonesia masih berada di bawah standar global. Padahal jika dilihat dari sisi demografi, populasi usia kerja yang cukup besar dan terus bertambah bisa menjadi pendukung peringkat kredit Indonesia.
Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi rupiah masih akan melanjutkan penguatannya terhadap mata uang negeri Paman Sam. "Akan bergerak di level Rp 13.800 - 13.860 per dolar AS," ucapnya.
(Baca: Menakar Angin Segar Sektor-sektor Primadona di Bursa Saham)