BI Taksir Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Tertahan di Kisaran 5,07%
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 akan relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yaitu 5,07%."Konsumsi swasta tetap baik didukung keyakinan konsumen yang tetap terjaga," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di kantornya, Jakarta, Kamis (18/7).
Selain itu, Perry menjelaskan, investasi properti juga tetap tumbuh stabil. Sementara, ekspor diperkirakan tumbuh negatif. Pasalnya, permintaan dunia saat ini melambat dan harga komoditas pun turun akibat ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok. "Dampak ketegangan perang dagang tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di sejumlah negara," ucap dia.
Namun, ia melihat ada potensi peningkatan ekspor, salah satunya komoditas baja pada Juni 2019. Selanjutnya, ekspor yang kontraksi mendorong penurunan impor dan investasi nonbangunan yang tumbuh terbatas.
Secara keseluruhan, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4%. Perry mengaku, bank sentral akan terus menempuh bauran kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, BI memutuskan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada bulan ini. "Jika suku bunga tidak turun, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi 2019 tidak akan sampai 5,2%," katanya.
(Baca: DBS Prediksi Bunga Acuan BI Turun 0,75% Hingga 2020)
BI Buka Peluang Turunkan Kembali Suku Bunga Acuan
Bank sentral juga membuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif. Salah satunya, Perry mengatakan, bisa penurunan kembali suku bunga.
Penurunan ini dinilai Perry sebenarnya sudah dibicarakan sejak awal tahun. Namun, ia merasa saat ini waktunya lebih tepat karena beberapa bulan lalu pasar keuangan global sedang dirundung ketidakpastian. Meskipun saat ini perang dagang AS dan Tiongkok tak kunjung usai, namun sudah ada kesepakatan kedua belah pihak untuk menuju ke meja perundingan di pertemuan G20 Osaka, Jepang, kemarin.
Morgan Stanley memperkirakan BI akan memangkas suku bunga empat kali pada akhir tahun ini. Pemangkasan tersebut diyakini untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Mengutip dari Bloomberg, Head of Asia-ex Japan FX & Rates Strategy Morgan Stanley Hong Kong Min Dai mengatakan, BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya menjadi 5%. "Pemangkasan ini karena lebih rendahnya yield (imbal hasil) US Treasury dan penurunan harga minyak dunia," katanya kemarin.
Tahun lalu, BI sempat menaikkan suku bunga karena yield US Treasury dan harga minyak yang naik. Sementara, pada tahun ini kedua faktor itu tidak terjadi di pasar. Hal ini, menurut Dai, memberikan kesempatan yang sangat bagus bagi BI untuk melakukan sedikit pelonggaran.
(Baca: Jaga Pertumbuhan Ekonomi, BI Turunkan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%)