Ekonom Bicara Kejatuhan Rupiah dan Kebijakan Bunga BI

Rizky Alika
21 April 2018, 13:49
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Lebih jauh, ia mengatakan level suku bunga acuan tersebut dapat mendorong pertumbuhan kredit yang masih single digit. Karena itu, keputusan BI dinilai dengan perkembangan moneter walau rupiah melemah.  (Baca pula: Penyaluran Kredit Menurun, BI: Sesuai Konsumsi Masyarakat).

Walau demikian, dia memprediksi kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin akan diambil BI pada Juni. Pertimbangannya terkait kemungkinan kenaikan inflasi, sementara dari luar negeri ada tekanan eksternal, yaitu kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, The Fed Rate.

Bila benar bunga acuan naik pada kuartal ketiga, Gunarto menduga tidak berdanpak banyak pada perbankan. “Kenaikan bisa menjadi stabilitator buat ekonomi, khususnya moneter untuk antisipasi tekanan ke eksternal,” ujar dia. (Baca juga: Alasan Penting di Balik BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 4,25 %).

Sementara itu, ekonom Bank Tabungan Neagara (BTN) Winang Budoyo mengatakan keputusan BI sudah sesuai dengan kebutuhan perbankan. Perbankan dapat terus melakukan konsolidasi sekaligus berupaya mendorong pertumbuhan kredit.

Atas kejatuhan rupiah kali ini, BI meyakinkan tetap berfokus menjaga stabilitas perekonomian yang menjadi landasan utama terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan. Walau demikian, beberapa risiko perlu dicermati. “Peningkatan pertumbuhan ekonomi global bersumber dari perbaikan ekonomi negara maju dan negara berkembang yang terus berlanjut,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...