Sri Mulyani Ingin RI Gabung TPP, Ekonom Sebut Banyak PR Belum Tuntas

Rizky Alika
20 April 2018, 12:28
ekspor
Katadata
Ilustrasi perdagangan ekspor.

Keikutsertaan Indonesia dalam persaingan global melalui TPP juga akan meningkatkan efisiensi dalam perekonomian. Meski demikian, Josua menilai pemerintah perlu mengantisipasi kesiapan dari produsen dan pelaku usaha dalam menghadapi persaingan global.

Pemerintah perlu menata kebijakan yang dapat meningkatkan daya saing seperti diversifikasi produk eskpor dengan mendorong hilirisasi industri dan investasi di sektor manufaktur.

(Baca juga: Perjanjian Dagang Uni Eropa Bakal Naikkan Ekpor Tekstil 3 Kali Lipat)

Dengan memiliki komoditas ekspor yang berdaya saing tinggi, Indonesia dapat mencegah potensi menjadi pangsa pasar bagi negara lain yang sudah masuk dalam TPP dan memiliki produk yang sama seperti Indonesia.

Adapun ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan Indonesia tidak memiliki urgensi yang besar untuk bergabung dengan TPP karena AS memutuskan untuk keluar dari keanggotaan tersebut.

"Ini agak terkendala karena Amerika keluar. Jadi bisa saja tapi manfaatnya berkurang," katanya.

Mengutip dari CNBC, Sri Mulyani mengatakan ingin bergabung dengan TPP dalam wawancara dengan CNBC International di sela-sela International Monetary Fund (IMF) dan World Bank Group Spring Meetings di Washington, AS.

Setelah AS keluar dari TPP, 11 negara lainnya memutuskan utuk memperbarui perjanjian itu dan menandatangani perubahannya pada Maret lalu.

Negara-negara yang kini bergabung adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...