Harga Cabai dan BBM Non-Premium Sebabkan Inflasi Maret 0,2%
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi pada Maret 2018 sebesar 0,2% secara bulanan (month to month) atau 3,4% secara tahunan (year on year). Inflasi terutama disebabkan oleh kenaikan harga beberapa bahan makanan dan bensin nonsubsidi.
Level inflasi pada Maret sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,17% secara bulanan dan di atas periode sama tahun lalu yaitu deflasi 0,02%. "Andilnya (tertinggi) dari bahan makanan, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (2/4).
Bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,14%. Komoditas yang mengalami inflasi yaitu cabai merah 0,07%, bawang merah dan bawang putih 0,04%, cabai rawit 0,02%, dan sayur bayam, kangkung, dan sawi hijau sebesar 0,01%.
Sementara itu, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,28% dengan andil terhadap inflasi Maret 2018 sebesar 0,05%. Penyebab yang paling dominan yaitu kenaikan bensin nonsubsidi.
“Ada kenaikan harga pertamax Rp 300 per liter dan pertamax turbo naik Rp 500 per liter. Kenaikan harga pertalite Rp 200. Bisa dipastikan bulan depan pertalite masih ada andil pada inflasi karena (kenaikan terakhir) terjadi pada 24 Maret,” kata dia. Adapun saat ini, penggunaan bensin paling banyak yaitu untuk jenis pertalitee sebesar 43%, disusul premium 32%, dan pertamax 23%.
(Baca juga: Harga Pertalite Naik Lagi Rp 200 per Liter)
Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami deflasi alias penurunan harga. Pada komponen bahan makanan, deflasi terjadi pada beras sebesar 0,10%, ikan sebesar 0,03%, lalu daging ayam ras, telur, ayam ras, kentang, tomat sayur, wortel, dan tempe masing-masing 0,01%.
Dari 82 kota yang didata BPS, sebanyak 57 kota di antaranya mengalaim inflasi dan 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura, Papua sebesar 2,10% dan terendah di Sumenep, Jawa Timur sebesar 0,01%.
Ke depan, Suhariyanto masih optimistis inflasi 2018 bakal di bawah 3,5% secara tahunan. “Pasti pemerintah sudah membuat berbagai rencana seperti tidak menaikkan premium,” ucapnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga menyatakan optimistismenya inflasi tetap berada dalam kisaran target yaitu 2,5-4,5% tahun ini. Meskipun, ada tekanan inflasi dari kenaikan harga bensin nonsubsidi dan beberapa bahan makanan di awal tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Perry Warjiyo mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan 547 tim pengendali inflasi daerah (TPID) yang ada untuk mengendalikan harga pangan. Sebab, tidak semua persoalan inflasi harus diobati dengan kenaikan bunga acuan.
“Bicara inflasi apakah semua permasalahan inflasi harus kami obati dengan suku bunga? Misalnya kalau ada harga cabai naik turun, kemudian apakah kami harus menaikkan suku bunga? Naiknya beras, apa harus naikkan suku bunga? Saya kira tidak. Saya muculkan TPID,” kata Perry saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai Gubernur BI di Komisi Keuangan, DPR, pekan lalu.