Penyaluran Kredit Masih Lemah, BI Potong Bunga Acuan Jadi 4,25%

Desy Setyowati
22 September 2017, 22:23
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

“Ke depan, intermediasi perbankan diperkirakan akan membaik sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dan pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank Indonesia, serta kemajuan dalam konsolidasi perbankan dan korporasi,” kata Dody. Kondisi tersebut diharapkan bisa menyokong laju perekonomian.

Adapun pada kuartal III ini, perekonomian domestik diklaim membaik pada beberapa sektor. Perbaikan konsumsi rumah tangga terlihat pada membaiknya penjualan ritel dan penjualan barang-barang tahan lama.

Sementara itu, investasi bangunan diperkirakan tetap tumbuh baik sejalan dengan realisasi belanja pemerintah. Sedangkan investasi nonbangunan terutama pada industri berbasis ekspor komoditas diperkirakan membaik sejalan dengan tetap tingginya harga komoditas dunia.

Adapun secara sektoral, kondisi industri domestik masih lemah, namun perbaikan mulai terlihat di beberapa sektor, seperti di sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sektor industri pengolahan juga diperkirakan mulai membaik terutama di sektor-sektor yang terkait dengan kegiatan ekspor, seperti alat angkut serta kimia dan farmasi.

BI optimistis pertumbuhan ekonomi ke depan akan semakin membaik sejalan dengan pengeluaran pemerintah yang meningkat dan pelonggaran kebijakan moneter. “Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan masih dalam kisaran 5-5,4% dan meningkat menjadi 5,1-5,5% pada tahun 2018,” kata dia.  

Selain memangkas bunga acuan, BI juga memangkas suku bunga fasilitas simpanan (deposit facility) dan fasilitas pinjaman (lending facility) masing-masing 0,25% menjadi 3,5% dan 5%. Menurut Dody, ke depan, kebijakan moneter BI masih akan netral lantaran masih adanya ketidakpastian dari eksternal, seperti kebijakan moneter The Fed.

"Pokoknya yang menjadi pertimbangan kami adalah inflasi dan nilai tukar rupiah," kata dia. Adapun selama Agustus 2017, secara rata-rata rupiah menguat sebesar 0,02% menjadi Rp 13.343 per dolar AS. Penguatan tersebut dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS dan aliran masuk dana asing yang menyebabkan kondisi net supply di pasar valas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...