Negara Maju Berbalik Yakin Program Trump Mampu Dongkrak Ekonomi
Kekhawatiran terhadap nasib perekonomian dunia setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), tampaknya mulai mereda. Kelompok negara-negara maju yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melihat positif deretan agenda Trump di sektor ekonomi.
Dalam proyeksi (outlook) ekonominya, OECD menilai agenda ekonomi Trump bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS dan global. “Perekonomian global memiliki prospek menuju pertumbuhan yang lebih tinggi, setelah lima tahun terpuruk,” kata Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria, dalam laporannya, Senin (28/11).
(Baca: Pasar Global Terpuruk Menyambut Kemenangan Trump)
Seperti dilansir CNN , keberadaan Trump telah mendorong OECD mengerek prediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Sebelum pemilihan presiden, kelompok negara maju ini memprediksi pertumbuhan ekonomi AS cuma 1,9 persen tahun depan. Namun, dalam laporan terbarunya, OECD memproyeksikan ekonomi AS tumbuh 2,3 persen.
Bahkan, pertumbuhan diramalkan terus naik hingga 3 persen pada 2018. Tren kenaikan itu seiring implementasi proyek infrastruktur dan reformasi perpajakan yang menjadi dua agenda utama ekonomi Trump.
Karena itu, OECD mendorong agar negara-negara maju melakukan belanja lebih banyak sebagai bentuk stimulus terhadap perekonomian. Langkah itu merupakan jalan terbaik untuk membantu dunia keluar dari kesulitan pasca krisis finansial.
Trump menjanjikan adanya pengembangan infrastruktur senilai US$ 1 triliun. Selain itu, ia berencana memangkas pajak perseorangan dan korporasi. Meski tidak menjelaskan detail strateginya, Trump mengatakan pemerintah AS bisa mendirikan lembaga pendanaan atau menjual surat utang untuk membiayai pembangunan infrastruktur.
OECD pun memperkirakan belanja pemerintah di bawah Trump akan naik 0,25 persen pada 2017 dan 2018. Untuk jangka panjang, pemerintah AS harus memastikan terjaganya keuangan negara seiring kemungkinan kenaikan suku bunga.
Tak cuma di dalam negeri, OECD melihat kebijakan ekonomi Trump akan berdampak terhadap pertumbuhan global. Pada 2017, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan naik 0,1 persen dan meningkat 0,3 persen tahun 2018. (Baca: Tren Peningkatan Ekspor Bisa Terpukul Kebijakan Trump)
Meski begitu, organisasi yang bermarkas di Paris itu mengingatkan dampak negatif yang akan muncul jika Trump bersikeras memberlakukan kebijakan anti-perdagangan asing.
Trump juga berjanji menghentikan perjanjian perdagangan utama internasional, serta memberlakukan tarif yang tinggi untuk barang impor dari Cina dan Meksiko. Bahkan, Trump berulang kali menyatakan AS akan menyudahi kerjasamanya dengan North American Free Trade Agreement (NAFTA), suatu pakta perdangan dengan Kanada dan Meksiko.
Dua perjanjian kerjasama internasional lainnya yang dicapai pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama, yaitu TPP dan TTIP, juga terancam keberlangsungannya. (Baca: Setelah Trump Menang, Pasar Bisa Bergejolak Hingga 2017)
“Proteksionisme yang makin parah serta ancaman terhadap kerjasama perdagangan bisa berpengaruh terhadap dampak kebijakan fiskal bagi pertumbuhan domestik serta global,” kata Kepala Ekonom OECD, Catherine L. Mann.