Terus Naik, Utang Luar Negeri Pemerintah Hampir Samai Swasta

Desy Setyowati
18 Oktober 2016, 11:34
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Imbas meningkatnya utang pemerintah, utang jangka panjang naik 8,1 persen dibanding tahun lalu menjadi US$ 282,5 miliar. Dengan demikian porsi utang jangka panjang menjadi 87,5 persen terhadap total utang luar negeri. Sementara itu, porsi utang jangka pendek hanya 12,5 persen.

Sedangkan utang dari debitur swasta masih dalam tren penurunan. Pada Agustus lalu, utang luar negeri swasta tercatat sebesar US$ 163,3 miliar atau menurun 3,9 persen dibanding tahun lalu (year on year). Lagi-lagi, penurunannya lebih dalam dari Juli 2016 yang turun 3 persen. Akibat penurunan itu, porsi utang luar neger swasta menjadi 50,6 persen terhadap total utang luar negeri.

Mengacu pada data BI, hampir seluruh sektor mengalami penurunan utang, kecuali listrik, gas dan air bersih yang masih tumbuh tipis. Adapun porsi utang swasta terbesar masih dipegang oleh sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Nilainya mencapai 75,5 persen terhadap total utang luar negeri swasta.

Menurut David, menurunnya utang swasta ini terjadi lantaran harga komoditas terus turun. Hingga saat ini belum ada sektor lain yang bisa menggantikan ‘booming’ komoditas. Perekonomian juga masih melambat, sehingga permintaan belum menunjukkan peningkatan. (Baca juga: Impor Melambat, Surplus Dagang September Tertinggi Sejak 2015)

Soal perkembangan utang luar negeri ini, Direktur Eksekutif BI Tirta Segara mengatakan kondisinya masih cukup sehat. Meski begitu, BI masih akan terus mewaspadai risiko utang, terutama utang luar negeri swasta terhadap perekonomian nasional. “Ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makro ekonomi," kata dia.

Halaman:
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...